HomeKabar BintuniPolemik Nama Nusantara: Banyak Orang Papua Mati Karena Nama Itu

Polemik Nama Nusantara: Banyak Orang Papua Mati Karena Nama Itu

Ilustrasi Nusantara. Foto: Google

Pernyataan itu diungkapkan oleh Mantan Komisioner Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2012-2017, Natalius Pigai, terkait nama Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Menurutnya, nama IKN mengungkit persoalan di tanah Papua yang belum selesai. Nama itu kerap menjadi alasan banyak orang Papua meninggal.

“2020 sy sdh nulis artikel ilmiah soal ‘NUSANTARA’. Di Papua byk org dibunuh MATI akibat kata ‘NUSANTARA’, mengutip langsung dari twitter Natalius Pigai.

“Ini murni tulisan ilmiah, objektif dan bebas nilai. Tujuan tulisan ini membantu penyelenggara negara untuk meminimalisir konflik karena munculnya kelompok-kelompok milisi-milisi sipil yang didukung oleh otoritas negara yang menyebabkan kematian banyak orang di Papua,” sambung Pigai, mengutip suara.com.

Selain hal itu, Pigai juga mengungkapkan bahwa kata Nusantara merupakan pagar pemisah yang meliputi suku Jawa beragama Hindu dengan suku-suku adat yang lain beragama IslNat.

Dalam artikelnya yang berjudul Paguyuban “Nusantara” Itu Orang Jawa (Natalius Pigai Membongkar), Pigai mengungkapkan makna Nusantara. Menurutnya, nama Nusantara itu hanya milik Jawa yang berasal dari bahasa Sanskerta.

“Kata ‘NUSANTARA’ itu hanya milik Jawa. Nusantara berasal dari bahasa Sansekerta sama dengan; Samudranta, Dwi Panta atau Nusa Tutur oleh orang2 gujarat. Kata Nusantara itu istilah Hinduisme dan mitologi pewayangan misalnya dalam epic Mahabharata di episode hanoman mencari Dewi Sinta dari Alengka ke Sysyira disebelah Timur Jawa Dwipa,” tulis Pigai. 

“Tuhan kasih hikmat lebih untuk memotret kedok kejahatan bahwa sejak dulu Kata ‘Nusantara’ itu adalah pagar pemisah, disintegratif, separatis dan segregatif antara Jawa Hinduism dan Suku2 lain dan juga Islam,” sambungnya.

Hal senada disampaikan oleh sejarawan, JJ Rizal. Menurutnya, kata Nusantara sangat Jawa-sentris dan dinilai tidak mencerminkan usaha untuk menghilangkan jarak antara Jawa dan luar Jawa. Ia mengatakan bahwa istilah Nusantara sudah tersingkir sejak zaman pergerakan karena Jawa-sentris.

Hal ini juga mengacu pada Jawa di era Majapahit. Menurut JJ Rizal, istilah Nusantara adalah cara pandang kerajaan Majapahit yang memiliki bias Jawa yang dominan. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara Sidik Pramono menyebut bahwa pemilihan nama IKN baru merujuk pada kesatuan wilayah yang kini bernama Indonesia. Ia mengatakan bahwa nama Nusantara merupakan sebuah konseptualisasi atas wilayah geografi sebuah negara, di mana konstituennya adalah pulau-pulau yang disatukan oleh lautan.

Sedangkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan bahwa nama Nusantara sudah dikenal sejak dulu, bahkan di kancah Internasional. 

“Mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, Republik Indonesia, dan saya kira kita semua setuju dengan istilah Nusantara itu,” jelasnya. 

Nusantara Itu Sebutan Luas Pulau Kalimantan

Sejarawan Sejarawan Kalimantan Timur, Muhammad Sarip, menyebutkan bahwa Nusantara tak sepenuhnya Jawa-sentris. Ia menjelaskan bahwa nama Nusantara adalah sebutan bagi pulau luas Kalimantan. Diski Nusantara dipengaruhi bahasa Sanskerta yang awalnya toponimi di timur Kalimantan sebelum muncul entitas Kutai.

“Ingat, ada monarki lain yang eksis di pedalaman Sungai Mahakam, yakni Kerajaan Martapura. Dinasti Mulawarman ini mewariskan batu bertulis berbahasa Sanskerta, yang juga dikenal sebagai Prasasti Yupa,” ungkap Sarip, mengutip Kompas.

Istilah Nusantara kemudian menjadi sebutan untuk pulau luas yang kini dikenal Kalimantan. Setelah itu, hadi Gadjah Mada yang mengidentifikasi wilayah vasalnya dari gugusan pulau di barat sampai timur dengan geopolitik bernama Nusantara.

“Jadi enggak cuma satu penilaian negatif jika melihatnya dari persepsi Majahapit versi JJ Rizal. Dari perspektif luar Jawa, istilah Nusantara nggak terasosiasi dengan makna yang buruk,” sebut penerima Sertifikasi Kompetensi Bidang Sejarah dari LSP Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Badan Nasional Sertifikasi Profesi itu. 

 

Sumber:

Corembima, Yohanes A Kopong. 2022. Nusantara Jadi Nama IKN Baru, Natalius Pigai: Di Papua Banyak Orang Dibunuh karena Nama Itu. Populis edisi 19 Januari 2022.

Daton, Zakarias Demon. 2022. Sejarawan Kaltim Bantah Anggapan Nama Ibu Kota Negara Nusantara Jawa-sentris. Kompas edisi 20 Januari 2022.

Pigai, Natalius. 2020. Paguyuban “Nusantara” Itu Orang Jawa (Natalius Pigai Membongkar) 

Wismoyo, Aprilo Ade. 2022. Kritik Penamaan Ibu Kota Negara Baru, Natalius Pigai: Nusantara Itu Pagar Pemisah. Suara edisi 19 Januari 2022.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments