HomeKabar BintuniPesona Seragam Aparat PT PUW Jalan Mulus Lobi Pejabat?

Pesona Seragam Aparat PT PUW Jalan Mulus Lobi Pejabat?

Tessa Aditya Sidharta, tentara gadungan ketika ditangkap oleh TNI di Manokwari. Sumber: Istimewa.

Seragam TNI memang masih menjadi pesona yang bisa memukau sebagian orang. Begitu berwibawanya loreng, hingga banyak yang tergoda untuk menjadi tentara gabungan.

Banyak sekali kasus penipuan yang terjadi dengan korban yang termakan dengan modus menjadi tentara gadungan. Namun, biasanya modus ini berlangsung singkat, dan hanya memakan korban masyarakat sipil.

Di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, terjadi sebuah kasus yang cukup fenomenal dan mengganjal. Seorang pegawai yang bernama Tessa Aditya Sidharta dengan jabatan Human Resource (HR) ditangkap karena penipuan dengan modus menjadi tentara gadungan selama 2,5 tahun.

Tessa merupakan pegawai dari PT Petroenergy Utama Wiriagar (PT PUW) adalah Mitra Kontrak Kerja Sama Operasi dengan Pertamina EP yang merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina Persero, yang menggarap eksplorasi cadangan gas pada Distrik Weriagar, Kabupaten Teluk Bintuni.

Perusahaan ini, sejak awal beroperasi di Teluk Bintuni pada tahun 2016 sudah mengalami permasalahan. Dari permasalahan uang ketuk pintu dengan para pemilik hak ulayat, hingga masalah perizinan.

Permasalahan ini berujung pada pemalangan akses pada tahun 2018, oleh warga pemilik ulayat, dan baru bisa kembali beroperasi pada tahun 2019.

Pada saat itu, pihak PT WUP yang melakukan negosiasi dengan warga masyarakat adat maupun pemerintah, adalah Tessa.

Dalam hal operasi perusahaan yang berhubungan dengan masyarakat maupun Pemda dan unsur Muspida, rupanya Tessa menjadi kekuatan yang cukup diandalkan oleh PT PUW.

Dengan seragamnya tentaranya, Tessa selalu tampil dengan percaya diri untuk melakukan negosiasi maupun komunikasi dengan pejabat kedinasan di lingkungan Pemda Teluk Bintuni.

Jeffry Papilaya, Kepala PTSP Teluk Bintuni mengungkap bahwa Tessa pernah mengurus perizinan PT PUW di kantornya dengan menggunakan seragam.

Modus Tentara Palsu Tak Diendus Karena Mewakili Perusahaan Besar?

Pejabat di Lingkungan Pemda, bahkan Bupati Teluk Bintuni sendiri tidak pernah menaruh kecurigaan kepada Tessa.

Menurut analisa Yohanes Akwan, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sisar Matiti, mulusnya jalan Tessa sebagai tentara gadungan adalah berkat tindakannya keluar yang mewakili PT PUW.

“Sebagai mitra dari Pertamina PE, tentu status Tessa tidak diragukan. Apalagi Tessa sering terlihat menggunakan seragam diketahui juga oleh PT PUW. Ini mitra kerjasama yang ditunjuk oleh BUMN besar yang kredibiltasnya sudah tidak perlu divalidasi lagi. Bukan hanya masyarakat dan pemerintah saja. Ia bahkan begitu dekat dan berani datang ke acara Kodim menggunakan seragam tentara dan mereka tidak menaruh kecurigaan sama sekali. Ini berarti orang Kodim dan Dandim sendiri mempercayainya karena ia keluar sebagai perwakilan dari PT PUW” kata Yohanes.

Yohanes menaruh kecurigaan bahwa bertindak keluarnya Tessa sebagai tentara gadungan merupakan salah satu siasat yang disetujui oleh perusahaan, sebagai jalan untuk mulusnya segala bentuk negosiasi.

“2,5 tahun  Tessa bekerja di PT PUW dan sering bertindak keluar sebagai perwakilan perusahaan dengan menggunakan baju tentara. Menggunakan seragam aparat sendiri mempunyai simbol tersendiri dan memiliki efek psikologis tertentu. Masyarakat atau pihak yang diajak untuk berkomunikasi bisa saja terbuai. Ada sesuatu yang janggal menurut saya, walaupun perusahaan berusaha untuk mencuci tangan mereka, kepentingan mereka besar yang terakomodasi dengan muncul Tessa sebagai Mayor TNI AD” imbuh Yohanes.

Bantahan PT PUW Semakin Menguatkan Dugaan

Atas kecurigaan masyarakat terhadap gelagat PT PUW dan Tessa sebagai tentara gadungan, General Manager PT PUW pun angkat suara. Pada satu sisi, PT PUW mengatakan bahwa syarat menjadi pegawai di PT PUW adalah dengan tidak berstatus sebagai anggota TNI Polri aktif.

“Ketika ia melamar sebagai pegawai, tidak pernah dituliskan bahwa ia adalah seorang TNI. Jadi kami juga baru mengetahu hal ini. Jika ia adalah seorang anggota, maka harus pensiun dini terlebih dahulu” ungkap Bosman.

Pernyataan ini menjadi bertentangan dengan kondisi di lapangan, dimana Tessa sering melakukan komunikasi dan menjadi perpanjangan tangan dalam operasional perusahaan dengan menggunakan seragam TNI.

Menurut Yohanes, pernyataan Bosman sendiri sudah sering kontradiktif. “Di satu sisi, pihak PT PUW mengatakan bahwa mereka sudah menaruh kecurigaan lama mengenai gelagat Tessa sebagai anggota TNI. Di sisi lain ia mengatakan kelakuan dari Tessa sebagai tentara baru terkuak ketika ia bergabung dengan PT PUW pada bulan Januari 2019. Ini mana yang betul? Tidak masuk akal mereka tidak tahu gelagat Tessa yang mewakili perusahaan sebagai anggota TNI aktif selama 2,5 tahun,” kata Yohanes.

Yohanes meminta Bupati Teluk Bintuni agar melakukan evaluasi atas operasional perusahaan PT PUW.

“Kalau dari awal begini sudah diwakilkan oleh pegwainya dengan modus tipu-tipu, keseluruhan dokumentasi dan perlengkapan perizinannya harus dipertimbangkan kembali. Perusahaan harus meminta maaf kepada Bupati Teluk Bintuni dan jajarannya, juga kepada masyarakat secara langsung. Ini satu Bintuni ditipu oleh kelakuan dari pegawai yang mewakili PT PUW, dan ini diketahui oleh perusahaan. Itikadnya sudah tidak baik,” tandas Yohanes.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments