
Harapan terhadap perempuan dan anak di Teluk Bintuni, lahir dari perjuangan seorang ibu rumah tangga yang memberanikan diri menjadi calon anggota legislatif untuk DPRD Provinsi Papua Barat.
Perempuan itu bernama Sepina Dowansiba, Caleg dari Partai Gelora, dengan nomor urut 3. Kami tidak skeptis ketika mendengar seorang ibu rumah tangga, dengan minim pengalaman ingin maju menjadi anggota legislatif provinsi di Papua Barat. Justru ada secercah asa yang muncul, sebuah keresehan kolektif atas apa yang ingin diperjuangkan Ibu Sepina.
Ibu Sepina adalah perempuan asli Papua yang kesehariannya bergelut dengan anak-anak dan perempuan di wilayah pedalaman. Sebagai perempuan Tujuh Suku, ia paham dengan apa yang dibutuhkan Orang Papua dan Perempuan Papua khususnya mempunyai kemampuan untuk bisa menjadi mandiri dan berdaya saing.
Mengapa sosok Sepina Dowansiba menjadi signifikan? Ia adalah representasi dari harapan terhadap keterwakilan orang Papua dan Perempuan Papua di badan legislatif daerah.
Tanpa mengesampingkan apa yang diperjuangkan oleh Sepina Dowansiba, Papua Barat butuh lebih banyak sosok Orang Asli Papua (OAP) untuk maju dan berani berpolitik praktis, sebelum suara OAP akan semakin tergerus.
YLBH Sisar Matiti Mengawal Sepina Dowansiba
Sebagai sebuah lembaga yang fokus terhadap masalah hukum dan HAM serta permasalahan sosial di Papua Barat, YLBH Sisar Matiti teleh berkomitmen untuk mengawal Sepinda Dowansiba dari sisi hukum.
Yohanes Akwan, SH., Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti mengatakan Sepina Dowansiba wajib untuk diprioritaskan, karena mewakili Perempuan Papua.
“hal ini sudah diamanatkan oleh Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, Pasal 245 menyebutkan syarat keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen, maka penting dan menjadi keharusan untuk menghadirkan perempuan asli Papua di parlemen sebagai cermin kebersamaan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi, sosial, politik dan HAM,” ujar Akwan.
YLBH Sisar Matiti berharap, akan ada kompromi-kompromi tertentu, agar Perempuan Papua bisa terwakilkan di DPRD Papua Barat.
“Saya pertama melihat perolehan suara beliau di Teluk Bintuni, sudah melebihi caleg-caleg perempuan lainnya, namun saya berharap ada komitmen dari semua pihak dalam memperjuangkan hak perempuan asli Papua di dalam parlemen, untuk itu mari semua pihak kita bersatu mengawal keterwakilan perempuan asli Papua menuju DPR Papua Barat,” pungkas Akwan.