Setelah drama penyangkalan laporan Praktik Hak Asasi Manusia (HAM) dari Amerika Serikat, kini Indonesia kembali menjadi sorotan. Sebelumnya, laporan tersebut menggarisbawahi sejumlah aktivitas yang dinilai sebagai pelanggaran HAM. Hal itu mencakup pembunuhan sewenang-wenang dan bermotif politik; penghilangan orang; penyiksaan dan penghukuman yang tidak manusiawi; penahanan atau penagkapan sewenang-wenang; pengadilan umum yang tidak adil; intervensi di luar hukum terhadap privasi; dan kekerasan berbalut konflik.
Termasuk di dalamnya adalah aplikasi PeduliLindungi yang dinilai melanggar hak data pribadi masyarakat Indonesia. Kini, AS menerbitkan Travel Advisory atau peringatan perjalanan ke dua wilayah di Indonesia, yakni Sulawesi dan Papua. Peringatan perjalanan ini merupakan imbauan kepada warga AS untuk tidak melakukan perjalanan ke lokasi tersebut karena beberapa alasan.
Dalam peringatan perjalanan tersebut, AS menaikkan peringaatan menjadi tingkat 2 dari 4 tingkat. Artinya, masyarakat AS diimbau untuk waspada untuk tidak melakukan perjalanan ke Sulawesi dan Papua.
“Pertimbangkan kembali bepergian ke: Sulawesi Tengah dan Papua karena kerusuhan sipil,” sebagaimana tertulis di Peringatan Perjalanan AS.
Lebih lanjut dalam peringatan tersebut, tertulis bahwa Sulawesi tengah dan Papua tengah memiliki level peringatan di tingkat 3. Hal ini disebabkan oleh aktivitas konflik dan demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini.
“Penembakan terus terjadi di wilayah antara Timika dan Grasberg di Papua. Di Sulawesi Tengah dan Papua, demonstrasi dan konflik dengan kekerasan dapat mengakibatkan cedera atau kematian bagi warga AS. Hindari demonstrasi dan keramaian,” begitu keterangan dalam peringatan perjalanan di situs resmi Pemerintahan AS.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa ini bukan hal istimewa. Menurutnya, setiap negara punya catatan peringatan perjalanannya sendiri. Itu sebabnya, seharusnya tak hanya Indonesia yang jadi sorotan. Namun negara lain yang mana memiliki tingkat kerawanan serupa.
“Bahkan ke Amerika Serikat seringkali terjadi penembakan serampangan. Ini juga menunjukkan bahwa warga negara kita harus berhati-hati dalam melakukan kunjungan ke Amerika Serikat misalnya karena kepemilikan senjata begitu besar di sana sehingga terjadi kasus-kasus penembakan secara acak. Justru di situ menyebabkan jaminan keselamatan dan keamanan perlu terus diperhatikan oleh WNI kita,” kata Faizasyah mengutip VOA.
Faizasyah juga menyoal kepemilikan senjata dan kelompok bersenjata yang ada di Papua. Menurutnya, Amerika tidak kalah serampangan soal hal itu. Bahkan, kepemilikan senjata di Amerika lebih banyak daripada di Papua, menurutnya. Oleh karena itu, Faizasyah mengatakan bahwa Amerika bebas menafsirkan sendiri peringatan perjalanan tersebut.
Sumber:
CNN. 2022. AS Rilis Travel Note Terkait Terorisme, Minta Hindari Sulawesi-Papua. CNN edisi 27 April 2022.
Damarjanti, Daru. 2022. AS Terbitkan Peringatan Perjalanan ke Sulawesi Tengah dan Papua, Ada Apa? Detik edisi 28 April 2022.