Masyarakat nampaknya baru menyadari keberadaan bus anti peluru pertama di Indonesia bahkan di dunia. Mungkin, bus ini menjadi satu-satunya yang ada di seantero Nusantara. Bus berwarna oranye anti peluru ini ada di Papua.
Bus milik PT Freeport Indonesia ini merupakan modifikasi dari tipe Iveco Trakker 380 4×4. Bagian belakang truk diganti dengan bodi bus yang mampu mengangkut 50 sampai 60 orang.
Hampir seluruh bagian bus ini anti peluru. Bahkan, kacanya pun dibuat anti peluru dengan plat logam sebagai penyangganya. Sopir bus ini pun dilengkapi helm dan rompi anti peluru sebagai pelindung.
Untuk interiornya sendiri dibuat menyerupai bus antar kota pada umumnya. Hanya saja lebih sederhana tanpa pendingin dan kursi empuk. Bus ini digunakan untuk mengangkut karyawan Freeport dari Terminal Gorong Gorong dan Bandara Moses Kilangin Timika menuju Tembagapura.
Dalam sekali perjalanan, bus ini menempuh perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam. Bus ini selalu jalan beriringan dengan alasan keamanan. Lantas, mengapa bus ini hanya ada di Papua?
Bus ini dibuat untuk menjaga keselamatan penumpangnya, tak lain adalah karyawan PT Freeport. Hal ini merujuk pada tingginya angka penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Terdapat beberapa titik dalam perjalanan menuju Freeport yang kerap menjadi sasaran KKB.
Kendati dinilai aman, namun bus ini tak mampu menahan serangan peluru kaliber 12,7 x 99 mm.
Di Balik Bus Anti Peluru Papua
Menjadi satu-satunya bus anti peluru di Indonesia, bahkan dunia, bukanlah sebuah prestasi bagi bus ini. Keberadaan bus ini merupakan tanda keberadaan serangan KKB yang mengancam.
Sepanjang tahun 2017 hingga 2020 terdapat 63 aksi penembakan yang dilakukan oleh KKB. Pada 2017 terdapat 22 kali aksi penembakan. Kemudian untuk tahun 2018 terjadi 12 kali, tahun 2019 terjadi 4 kali dan tahun 2020 sebanyak 25 kali aksi penembakan.
Jumlah tersebut termasuk ke dalam serangan KKB di Freeport tanggal 3 Maret 2020 yang menewaskan WNA, 11 April saat bus Freeport ditembaki dan 24 April 2020. Lantas, mengapa harus Freeport saja yang punya?
Selain alasan keamanan, urgensi bus ini merujuk pada wawancara Komandan Operasi Tentara Pembebasan Nasional (TPN) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) Timika, Hendrik Wanmang tahun 2017.
Freeport menjadi area perang antara KKB dan penegak hukum Indonesia. Hendrik menyebut bahwa alasan Freeport menjadi medan perang adalah untuk membuka mata dunia terhadap apa yang terjadi di Papua.
“Lalu, sasaran kami kenapa harus di area Freeport? Ini supaya Amerika juga harus ikut membuka mata. Amerika harus ikut membuka mata, PBB juga harus ikut membuka mata, termasuk Belanda juga harus ikut membuka mata,” ungkap Hendrik dalam wawancara CNN tahun 2017
“Dan pemerintah indonesia sendiri juga harus melibatkan diri, dan 22 negara yang punya kepemimpinan di Freeport ini, harus membuka diri dan betul betul mau menyatakan bahwa perjuangan TPN-OPM adalah menuntut kedaulatan pengembalian kedaulatan kemerdekaan yang sudah pernah diperoleh itu harus dikembalikan,” sambungnya.
Sumber:
Nugroho, Iman. 2017. OPM Ungkap Alasan Jadikan Freeport ‘Medan Tempur’. CNN edisi 15 November 2017.
Redaksi Kompas. Kasus Penembakan oleh KKB di Mimika Meningkat Selama Tahun 2020. Kompas edisi 1 Januari 2020.
_____________. 2021. Daftar Panjang Kontak Senjata TNI-Polri Vs KKB di Papua, Mayoritas di Intan Jaya. Kompas edisi 22 Januari 2021.
Suroto, Hari. 2020. Bus Anti Peluru Satu-satunya di Indonesia, Ada di Papua. Kompas edisi 2021.