
Deklarasi Manokwari adalah kesatuan visi Tanah Papua yang mencakup Tanah Papua Damai, Berkelanjutan, lestari dan bermartabat. Secara sederhana, deklarasi Manokwari merupakan acuan pembangunan berkelanjutan di Tanah Papua.
Deklarasi Manokwari lahir dari Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati, Ekowisata dan Ekonomi Kreatif atau International Conference on Biodiversity, Ecotourism and Creative Economy (ICBE) 2018.
Konferensi tersebut menghadirkan peserta dari mancanegara seperti Amerika Serikat, Norwegia, Swedia, Denmark, New Zealand, Belanda, Inggris, Brazil, Spanyol, Australia, Jepang, China, Korea, dan Papua Nugini.
Hal ini dilakukan demi membangun kerja sama/koordinasi berbagai pemangku kepentingan baik pada dalam provinsi, antar provinsi, nasional dan masyarakat global, memperkuat dan memperbaiki rencana maupun pelaksanaan Provinsi Konservasi.
Terdapat 22 mitra yang menandatangani deklarasi Manokwari yang mencakup akademisi, BUMN, dan aktivis lingkungan.
Adapun yang tercantum dalam deklarasi tersebut mencakup penyelesaian Perdasus (Peraturan Daerah Khusus) provinsi konservasi di Provinsi Papua Barat dan Perdasus pengakuan hak masyarakat adat.
Kemudian ada pula penyelesaian revisi RTRW (Rancangan Tata Ruang dan Wilayah), penyelesaian revisi proses pemberian perizinan konversi lahan, dan penyusunan perdasus pengaturan pemberian izin konversi lahan yang melibatkan masyarakat pemilik lahan.
Salah satu dampak dari Deklarasi Manokwari yang saat ini dapat dilihat adalah pencabutan lima izin usaha kelapa sawit pada 27 April 2021. Pemerintah bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Yayasan Econusa dalam rangka mengkaji izin konsesi kelapa sawit tersebut.
Selain itu, Pemerintah Papua Barat melalui Deklarasi Manokwari berupaya untuk membangun Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi. Pemerintah hendak mengembalikan zona lindung hutan Papua Barat seluas 70 persen dan laut 50 persen dan mengurangi zona pemanfaatan dari 64 persen menjadi 30 persen.
Pentingnya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Alam Papua
Berbicara konservasi, maka sosialisasi dan pengetahuan tentang alam Papua menjadi krusial. Berdasarkan penelitian tahun 2017, Papua menyimpan 13.634 spesies tumbuhan dari 1.742 genus dan 264 famili.
Jumlah jenis flora Papua lebih banyak dari jumlah tumbuhan di Jawa yang hanya 4.598 spesies. Kemudian, Papua menjadi pulau dengan jenis tumbuhan terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah 1,4 kali lebih banyak dari Filipina dengan 9.432 jenis tumbuhan.
Sayangnya, kebanyakan penelitian tersebut berasal dari penelitian negara lain, bukan Indonesia. Sebagai contohnya, terdapat museum Papua di Jerman sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya Papua.
Berkaca dari hal tersebut, maka salah satu tuntutan deklarasi Manokwari adalah pembangunan Museum Sejarah Alam dan Kebun Raya di Papua. Hal ini diupayakan untuk menunjang upaya konservasi dan menyimpan data keanekaragaman hayati Papua.
Sumber:
Kapisa, Hans Arnold. 2918. Deklarasi Manokwari: Tanah Papua Damai dan Lestari. Tempo edisi 11 Oktober 2018.
Redaksi Forest Digest. 2021. Pemikiran Maju dari Papua Barat Menjaga Hutan. Forest Digest edisi 20 Mei 2021.
Patriella, Yanita. Konferensi ICBE 2018: 22 Mitra Teken Deklarasi Manokwari. Kontan edisi 11 Oktober 2018.