
Muksin Inai, Tokoh Pemuda dari Sebyar megatakan bahwa anak muda Teluk Bintuni sekarang sudah mulai keluar dari zona nyaman mereka. Hal ini karena adanya perubahan di Teluk Bintuni yang signifikan terutama dari pembangunan infrastruktur serta bantuan keagamaan dan bantuan yang menyasar petani dan nelayan serta program-program pendidikan serta kesehatan yang dilaksanakan oleh Ir Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop, SH.
Muksin menambahkan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh Piet-Matret ini merupakan pembangunan yang berkesinambungan yang tak hanya difokuskan pada kelompok masyarakat tertentu, namun merata kepada seluruh golongan masyarakat. “Ya itulah kenapa Pak Piet dan Pak Matret ini bisa dikatakan bapak seluruh masyarakat. Bukan hanya kepada sekelompok masyarakat saja, namun bagi seluruh elemen,” ujar Muksin.
Muksin mengungkapkan, sebagai tokoh pemuda di Teluk Bintuni, ia melihat anak muda di Teluk Bintuni sekarang sudah mulai pelan beranjak dari zona nyaman masing-masing. Pemikiran mereka sudah mulai bergeser. Anak muda Teluk Bintuni sekarang lebih kreatif, memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun.
“Ya anak muda Teluk Bintuni saya lihat mulai mengeksplorasi kreativitas mereka. Adanya pemerataan akses komunikasi ini menyebabkan semua hal gampang untuk kemudian dipelajari secara online. Ini bagus. Anak muda Teluk Bintuni bisa mendobrak stigma. Ini pentingnya pembangunan sumber daya manusia yang menjadi misinya Pak Piet dan Pak Matret,” imbuh Muksin.
Muksin menambahkan bahwa pemerataan pembangunan yang bersifat menyeluruh inilah yang diinginkan oleh muda-mudi di Teluk Bintuni. Selain itu, meskipun pembanguan di Teluk Bintuni terkesan sangat pesat dalam empat tahun belakangan, nilai-nilai adat dan agama masih tetap dipertahankan.
Pada kesempatan yang sama, Yohanes Akwan, SH., selaku tokoh pemuda Teluk Bintuni juga menyampaikan hal yang sama. “Kita lihat itu di spot-spot tertentu di Bintuni, anana muda itu mereka rame bikin vlog segala macam. Ini merupakan bukti bahwa apa yang dibangun oleh Piet-Matret ini membawa kebermanfaatan tersendiri bagi anak muda Bintuni. Akses internet dan komunikasi ini dibangun oleh Piet-Matret sebagai bagian dari visi misi mereka, mereka ingin masyarakat Bintuni bisa mengeksplorasi potensi mereka yang bisa didapatkan dari internet. Ini kan bagus,” kata Yohanes.
Selain itu, lanjut Yohanes, bantuan yang diberikan Piet-Matret selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal itu lantaran Piet-Matret mempunyai skala prioritas dalam menentukan sebuah pembangunan wilayah.
“Program dan bantuan yang diberikan tepat sasaran, masyarakat Teluk Bintuni pun percaya kepada Pak Ir.Petrus Kasihiw,” ujar pria yang akrab dipanggil Anes.
Oleh karenanya, Anes berharap masyarakat dapat memberikan kepercayaan kepada Piet-Matret untuk terus melanjutkan kepemimpinan Teluk Bintuni hingga periode ke depan, agar pemerataan pembangunan yang sangat dibutuhkan Teluk Bintuni bisa terwujud.
Menanggapi harapan masyarakat tersebut, Petrus kasihiw menegaskan akan selalu berkomitmen untuk melakukan pemerataan pembangunan. Baginya hal tersebut sudah termasuk dalam program utama bila dipercaya menjadi Bupati untuk melanjutkan pembangunan.
“Pemerataan pembangunan akan jadi prioritas saya agar tidak ada daerah Distrik/Kampung di Teluk Bintuni ini yang merasa ditinggalkan oleh pemerintah daerah sendiri. Tak hanya mengatasi ketimpangan pembangunan, investasi padat karya juga bisa meningkatkan jumlah lapangan kerja, inilah kenapa pemerintahan kami berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, agar anak-anak Bintuni ini harus menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Ini harus selaras, jadi ketika kami nanti selesai dua periode, kita sudah mempersiapkan calon-calon potensial yang bisa dan mau membangun Bintuni yang tak hanya memperhatikan kepentingan pribadi,” tutupnya.