HomeKabar BintuniPiet-Matret Menandai Berhentinya Oligarki di Daerah

Piet-Matret Menandai Berhentinya Oligarki di Daerah

Ir Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop, SH., calon bupati petahana Teluk Bintuni

Tampuk kepemimpinan Kabupaten Teluk Bintuni pada masa Ir Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop, SH bisa menjadi percontohan bagaimana praktek oligarki yang selama ini menghiasi pemerintahan-pemerintahan daerah di Indonesia berhasil diakhiri.

Piet Kasihiw (panggilan akrab Petrus Kasihiw – red) pada hampir setiap kesempatan orasinya, menekankan bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang tidak mempunyai conflict of interest. Terutama pada lingkaran sekitar kursi kepemimpinan, Piet berjalan dengan prinsip yang sangat menentang adanya keluarga yang ikut bermain proyek.

Bagi Piet, anggota keluarga yang bermain pada proyek skala daerah yang sama, sangat berisiko dan rentan terhadap adanya praktik KKN. “Ya makanya lihat, anak saya, istri saya, keluarga saya, ada yang punya CV kah? Tidak ada. Saya sangat menghindari hal ini. Pak Matret juga lihat, apakah ada keluarganya yang punya perusahaan? Apalagi sampai bermain proyek di Teluk Bintuni. Itu sangat kami hindari, potensi conflict of interest­-nya sangat besar,” ujar Piet.

Berjalannya pemerintahan tanpa adanya kepentingan ini, menjadi alasan kenapa pemerintahan di bawah pemerintah Piet-Matret bisa berjalan dengan mulusnya. Tanpa adanya beban dan rasa was-was terhadap perbuatan melawan hukum dengan menghilangkan konflik kepentingan ini, yang menyebabkan kebijakan-kebijakan Piet-Matret berjalan dengan baik.

“Ya karena kalau keluarga kami bermain proyek, tentu kami menjalankan pemerintahan dengan was-was. Ada rasa takut, hingga akhirnya mempengaruhi kebijakan-kebijakan kami. Satu persatu kebijakan yang diambil mungkin untuk menutupi borok. Kami tidak mau hal itu sampai terjadi. Makanya kami fokus untuk mempersiapkan anak-anak Teluk ini agar bisa memegang tongkat estafet. Kami persiapkan mereka agar bisa menjadi pemimpin yang visioner, yang berkomitmen membangun Bintuni,” imbuh Piet.

Bersihnya kepemimpinan Piet-Matret ini tentu telah dibuktikan dengan diberikannya Opini Tanpa Wajar oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada Kabupaten Teluk Bintuni selama tiga tahun berturut-turut pada masa kepemimpinannya. Pemerintahan yang bersih ini, menjadikan Piet-Matret dianggap layak menjadi penanda bagaimana good governance bisa berjalan dengan baik pada skala pemerintah daerah.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments