HomeKabar BintuniMenembus Belantara Papua Barat: Totalitas Mencari Jejak IPTU Tomi Samuel Marbun

Menembus Belantara Papua Barat: Totalitas Mencari Jejak IPTU Tomi Samuel Marbun


Sebuah Panggilan Kemanusiaan

Kehilangan IPTU Tomi Samuel Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat, menggetarkan tidak hanya institusi kepolisian, tetapi juga masyarakat sipil. Di tengah kekhawatiran dan beragam spekulasi, satu hal menjadi jelas: pencarian ini dilakukan terbuka, melibatkan semua pihak yang peduli pada kebenaran.

Salah satu yang ikut serta langsung dalam misi berat ini adalah tim dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sisar Matiti. Kehadiran mereka sebagai elemen sipil menjadi bukti nyata keterbukaan informasi publik dalam setiap langkah pencarian.

Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey beserta Yohannes Akwan dan Fahrul Mongay (Sekertaris YLBH Sisar Matiti) pada peristiwa penyerangan TPNPB-OPM

Langkah Pertama: Perjalanan Melelahkan Menuju Lokasi

Tim berangkat dari Polres Teluk Bintuni dengan semangat penuh, menempuh perjalanan darat yang tidak mudah. Di tengah perjalanan, rombongan harus berhenti karena sebuah truk masyarakat tersangkut di jembatan. Proses evakuasi kendaraan menguras waktu dan tenaga, namun semangat tidak goyah.

YLBH Sisar Matiti, bersama keluarga IPTU Tomi dan aparat kepolisian, ikut menyaksikan sendiri kerasnya medan dan beratnya hambatan awal ini — sebuah gambaran kecil tentang betapa panjang dan sulitnya perjalanan ke lokasi kejadian.

Bersatu dalam Satu Misi: Sipil dan Aparat Berjalan Seiring

Sesampainya di Distrik Mayado, rombongan memutuskan untuk bermalam demi menjaga keselamatan. Esok harinya, perjalanan berlanjut ke Kampung Mayerga dengan kondisi jalan yang semakin memburuk.

Di Mayerga, kekuatan pencarian bertambah: 34 personel Brimob dan TNI siap bergerak, ditambah tenaga medis, serta tim hukum dan keluarga korban. Bagi anggota YLBH Sisar Matiti, ini bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan pengalaman langsung melihat betapa serius dan bersatunya semua elemen untuk satu tujuan: menemukan IPTU Tomi.

Menembus Hutan, Melintasi Sungai: Taruhan Nyawa di Setiap Langkah

Tidak ada kendaraan yang bisa membawa mereka lebih jauh. Semua harus berjalan kaki.
Untuk mencapai Pos Aju Cempedak, tim harus melintasi hutan lebat dan rawa-rawa dengan berjalan kaki selama sembilan jam penuh. Persediaan air menipis; sebagian terpaksa mengandalkan air keruh sungai untuk bertahan.

Tim YLBH Sisar Matiti menyaksikan secara langsung betapa misi ini mempertaruhkan nyawa, bukan sekadar formalitas di atas kertas. Setiap tetes peluh, setiap langkah berat di tanah berlumpur, menjadi saksi nyata tentang perjuangan tanpa pamrih.

Di malam hari, mereka bermalam di camp sederhana di tepi Kali Cempedak, bertahan dengan fasilitas seadanya dan tetap menjaga semangat untuk esok hari.

Sungai Rawara: Puncak Perjuangan

Perjalanan berlanjut menuju Sungai Rawara, lokasi di mana IPTU Tomi dilaporkan hilang. Arus deras sungai memaksa penggunaan alat keselamatan seperti carmantel, life jacket, dan tali jiwa untuk menyeberang.

YLBH Sisar Matiti, bersama seluruh tim pencari, merasakan betapa besarnya risiko yang dihadapi. Tidak ada jalur mudah. Setiap langkah harus dihitung dengan cermat, setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan keselamatan semua pihak.

Di lokasi pra-olah TKP, upaya pencarian dilakukan menyeluruh. Setiap sudut sungai, hutan, dan rawa diperiksa dengan seksama, melibatkan semua unsur tanpa terkecuali.

Kesaksian Senyap di Tengah Rimba

Bagi YLBH Sisar Matiti, pengalaman ini bukan sekadar ikut serta, melainkan menjadi saksi mata betapa beratnya upaya pencarian IPTU Tomi. Medan yang berbahaya, cuaca yang tidak bersahabat, dan kondisi alam yang ekstrem membuktikan bahwa semua langkah dilakukan dengan tulus, terbuka, dan penuh dedikasi.

Dalam sunyi hutan Papua Barat, satu janji diam-diam terpatri: perjuangan ini adalah tentang kemanusiaan, tentang tidak menyerah sebelum segala kemungkinan ditemukan.


RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments