HomeKabar BintuniJalan Panjang Jaringan Papua: Kesenjangan dan Pengungsi Digital

Jalan Panjang Jaringan Papua: Kesenjangan dan Pengungsi Digital

Ilustrasi ketersediaan jaringan. Foto: pixabay

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan segera mengeluarkan jaringan internet super cepat, yakni 5G. Jaringan ini menawarkan kualitas kecepatan internet yang lebih baik dari kawan sebelumnya, yakni 4G, 3G, dan 2G.

Ketentuan ihwal peluncuran jaringan 5G tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis Kominfo. Dalam ketentuan tersebut, Kominfo menyebut 13 kota pertama yang akan mendapatkan fasilitas jaringan 5G. 

Menurut ketentuan Kominfo, 13 kota tersebut mencakup Ibu Kota Negara, 6 Ibu Kota Provinsi Pulau Jawa, 6 Destinasi Wisata Super Prioritas, dan 1 wilayah industri manufaktur. Kominfo menyebut, penentuan wilayah ini berdasarkan infrastruktur yang tersedia.

Secara rinci, ada beberapa kota yang menjadi tempat uji coba jaringan 5G, yakni Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan. 

Namun, tak semua pihak menyambut baik kehadiran jaringan super cepat ini. Salah satunya, EVP Nelnet International, Joe Egan. Ia menyebut bahwa kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan cukup tinggi.

Joe Egan menyoroti kasus perkembangan pendidikan Indonesia di mana internet menjadi tumpuan. Ia menyebut, terdapat wilayah pedesaan yang masih sulit dalam mengakses internet.

“Kita juga sadar terjadi disparitas jaringan antara penduduk perkotaan dan penduduk pedesaan. Diperlukan kerja sama antara pemerintah dan swasta untuk membangun jaringan infrastruktur di daerah rural. Akses jaringan saat ini dan pasca-Covid-19 akan menjadi sangat penting untuk penyelenggaraan pendidikan bagi siswa dan keluarganya,” kata Joe Egan, mengutip koranbernas.id (31/3/2021).

Pernyataan Joe sejalan dengan hasil penelitian terakhir tentang perkembangan sinyal Nusantara. Melansir data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2020, sebanyak  40.779 atau sekitar 18 persen sekolah dasar dan menengah tidak ada akses internet. 

Lebih lanjut, tak hanya listrik yang jadi kendala. Terdapat 7.552 atau sekitar 3 persen sekolah belum terpasang listrik. Sebagai rangkuman, Lokadata menyebut cakupan internet nasional belum 100 persen. Artinya, masih ada wilayah tidak terjangkau internet.

Ironi Revolusi Jaringan 5G: Akankah Kesenjangan Digital Makin Parah?

Masih hangat istilah ‘pengungsi digital’ sebelum akhirnya kabar jaringan 5G akan segera hadir. Para pengungsi digital merujuk pada mereka yang harus mencari jaringan internet demi menjalankan aktivitas hariannya.

Kasus ini terjadi di wilayah timur Indonesia, khususnya Papua. Kasus mati internet pada bulan April 2021 itu memaksa sejumlah orang untuk menjadi seorang pengungsi digital. Pasalnya, mati internet bukanlah satu-satunya masalah jaringan di sana.

Kesenjangan internet yang terjadi di Papua merupakan salah satu yang terparah. Melansir data dari Lokadata, akses internet di daerah timur Indonesia belum mencapai 50 persen.  

Berdasarkan olah data tahun 2019, hanya 47 persen provinsi di Indonesia timur ini yang mendapat sinyal untuk akses internet. Sedangkan, sebesar 53 persen wilayah lainnya hanya bisa menelepon atau SMS.

Hal ini berdampak bagi sejumlah sektor. Salah satunya, sektor pendidikan. Mengacu pada Survei Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua, tak sampai 50 persen siswa Papua mampu belajar secara online. Hanya 45,9 persen siswa saja yang mampu mengikutinya. 

Kemudian, mereka yang tidak dapat ikut belajar online harus bersedia untuk belajar dengan tatap muka. Atau, dalam kasus ekstrem, diliburkan dan tidak belajar.

Hal ini berbanding terbalik dengan wilayah barat Indonesia. Sumatera bagian paling barat, misalnya. Pada tahun 2014, jangkauan sinyal sudah mencapai 99,5 persen. 

Seiring berjalannya waktu, terdapat perkembangan perbaikan jaringan di Papua. Data terbaru menyebutkan bahwa kini keterjangkauan jaringan internet Papua naik ke angka 62 persen. Namun, angka ini masih di bawah wilayah lainnya.

Bagaimana nasib jaringan Papua kala 5G datang?

Sumber:

Andini, Ayu. 2020. Kesenjangan sinyal dari Indonesia Timur. Lokadata edisi 19 Agustus 2020.

Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. 2019. Masih Ada Kesenjangan 4G antara Kota dan Desa di Indonesia. Kompas edisi 17 November 2019.

Pratomo Yudha. 2021. Wilayah-wilayah Ini Akan Dapat Jaringan 5G Pertama di Indonesia. Kompas edisi April 2021.

Suriyanto. 2021. Internet Lumpuh Papua dan Kibar 5G di Widya Chandra. CNN edisi 1 Juni 2021.

Warjono. 2021. Terjadi Kesenjangan Jaringan Internet, Ini Saran Joe Egan. Koranbernas.id edisi 31 Maret 2021.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments