Kayu sowang adalah tumbuhan endemik Papua yang hanya ditemukan pada pegunungan Cycloop. Menjadi tumbuhan endemik, sowang memiliki berbagai peran dalam kehidupan masyarakat Papua. Misalnya kegiatan ritual, senjata tradisional, perkakas rumah, tiang pagar, tiang rumah, hingga sebagai kayu bakar.
“Bagi masyarakat Sentani, kayu sowang yang dijadikan tiang rumah, mereka tidak mengubah bentuknya. Misalnya memotongnya menjadi balok panjang. Namun disesuaikan dengan kondisi asli kayu sowang. Masyarakat Sentani hanya membuat ukiran di tiang rumah dari kayu sowang. Ukiran ini berupa manusia, binatang mitologi seperti kadal, ikan, atau motif geometris,” jelas Hari Suroto, mengutip mongabay
Lantas, apa yang membuatnya begitu spesial?
Selain karena tidak ditemukan di tempat lain, kayu sowang termasuk jenis kayu yang unik. Pertama, kayu ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan kayu ini taha dari hama perusak kayu; yakni rayap tanah, penggerek kayu di laut, cendawan pelapuk putih dan cendawan pelapuk cokelat. Maka dari itu, warga kerap menggunakannya sebagai penyangga rumah tradisional mereka.
Selain itu, kayu sowang mampu selamat dari api dan kebakaran hutan. Meski demikian, bukan berarti kayu ini benar-benar tahan api. Hanya saja, kekuatannya menahan api lebih kuat dibandingkan kayu lain. Sehingga, kayu ini menjadi kayu bakar yang sangat baik karena tahan lama.
Xanthosthemon novaguineense Valeton adalah nama latin dari kayu sowang. Terdapat 5 jenis kayu sowang yang terdapat di Indonesia antara lain Xanthostemon confertiflorus, Xanthostemon natunae, Xanthostemon petiolatus, Xanthostemon verus, dan Xanthostemon novoguineensis.
Namun, menurut penelitian terakhir, hanya ada 1 spesies kayu sowang yang tersisa di Indonesia. Spesies tersebut adalah jenis Xanthostemon yang hanya terdapat di Papua. Sowang Papua hanya tumbuh di pegunungan Cycloop. Menariknya, tumbuhan ini hanya tumbuh di sisi barat, selatan, sampai timur pegunungan Cycloop. Sowang.
Jika Kayu Sowang Punah…
Kini kayu sowang mulai terancam punah. Ada faktor antropogenik yang menyebabkan tumbuhan ini punah. Faktor tersebut antara lain: deforestasi dan fragmentasi , eksploitasi yang berlebihan, spesies eksotik, dan perubahan iklim.
Kayu sowang sudah menjadi alat tukar sejak zaman dahulu. Hal ini yang mendorong eksploitasi besar-besaran pada spesies endemik ini. Kemudian, tingkat regenerasi yang rendah membuat tumbuhan ini sukar ditemui. Maksudnya, tumbuhan ini memiliki pertumbuhan yang lambat.
Mengutip Jubi, banyak masyarakat yang tidak peduli akan kepunahan kayu sowang. Hal ini menjadi ancaman bagi masyarakat Papua, khususnya warga pesisir Kota dan Kabupaten Jayapura.
Hilangnya kayu sowang membuat masyarakat beralih pada beton dalam pembuatan rumah mereka. Padahal, mereka menilai kayu sowang jauh lebih kuat dari pada beton. Kepala Kampung Enggros, Orgenes Meraudje, membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, kayu sowang adalah warisan generasi tua kepada generasi muda. Dengan kayu tersebut, generasi selanjutnya dapat membangun rumah mereka.
Sebab anak cucu ke depan akan mengambil kayu sowang juga untuk membangun rumahnya. Kayu ini kuat dan tidak cepat roboh sebagai tiang penyangga rumah,” kata Orgenes Meraudje, mengutip mongabay.
Ini menjelaskan satu duka masyarakat Papua. Bahwa, mereka memiliki kekayaan yang tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat luar Papua. Hutan menjadi sumber penghidupan mereka. Tak hanya bicara soal makanan, namun juga ekonomi dan sosial.
Sumber:
Piano, Christopher. 2017. Kayu Sowang Tumbuhan Asli Pegunungan Cyclops, yang Kini Terancam Punah. Mongabay edisi 16 Juni 2017
_______________. 2017. Sowang, Kayu Endemik Papua yang Digunakan Sejak Zaman Prasejarah. Mongabay edisi 19 April 2021.
Sobolim, David. 2018. Kayu sowang yang kian menghilang. Jubi edisi5 May 2018.