HomeKabar BintuniSejarah Kota Sorong: Rumah Bajak Laut Papua dan Tembok Berlin

Sejarah Kota Sorong: Rumah Bajak Laut Papua dan Tembok Berlin

Bajak laut Papua. Foto: google.

Kota Sorong di Papua Barat memiliki kaitan dengan hal-hal unik. Beberapa di antaranya adalah tentang pelaut andal dari Papua dan kisah tentang keberadaan tembok berlin. 

Pertama, asal muasal nama Sorong berasal dari para pelaut dari Suku Biak. Mereka adalah suku penghuni Pulau Numfor, Kabupaten Biak. Kepiawaian mereka dalam mengarungi lautan muncul dari tuntutan alam.

Mereka tinggal di wilayah yang kala itu merupakan tanah yang tandus dan kurang cocok untuk bercocok tanam. Hanya sebagian kecil tanaman yang bisa dibudidayakan seperti pisang, sayur, dan buah-buahan. 

Itu salah satu alasan mengapa Suku Biak menjadikan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Kekuatan pelaut Suku Biak pun pernah masuk ke dalam catatan kolonial belanda.

Belanda menyebut Suku Biak sebagai papoesche zeerovers atau bajak laut Papua. Sebutan itu merujuk pada perilaku mereka yang selain merompak, Suku Biak memang terkenal memiliki sistem perdagangan laut yang luar biasa.

Mereka menjarah kapal-kapal yang berkeliaran di sekitar Teluk Cenderawasih dan Raja Ampat. Kemudian, varang-barang yang mereka peroleh kemudian diperdagangkan menggunakan sistem barter. 

Ini juga menjelaskan bagaimana Suku Biak pandai perihal sistem. Sistem ini kemudian dikenal suku di kawasan lain. Sistem barter yang ditawarkan oleh Suku Biak pun unik. Mereka tak hanya menukar dengan barang, namun juga menukar dengan kekuatan mereka.

Lantas, apa kaitannya dengan Kota Sorong? Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, menjelaskan bahwa kata Sorong berasal dari para pelaut Biak. Saat mereka menjelajahi lautan dari Teluk Cenderawasih ke arah barat dan pulau lainnya, di sanalah mereka menemukan Sorong.

Awalnya, mereka menyebut pulau tersebut sebagai Maladum atau Pulau Dum, sebuah pulau kecil di lepas Pantai Sorong dengan sebutan Soren. Jadi, yang dimaksud dengan Sorong kala itu masih berupa Pulau Dum.

“Sorong berasal dari kata soren, yang dalam bahasa Biak berarti laut dalam dan bergelombang,” kata Hari Suroto, mengutip Tempo.

Seiring berjalannya waktu, soren berkembang menjadi Sorong sebagaimana yang kita ketahui saat ini. 

Tembok Berlin di Papua Barat 

Tahukah Anda bahwa ada Tembok Berlin di Papua Barat? Tembok Berlin sebagaimana yang kita ketahui adalah tembok pembatas yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur di Jerman. Lantas, bagaimana bisa ada di Papua Barat?

Meski namanya sama, namun peruntukannya berbeda. Tembok Berlin di Kota Sorong, Papua Barat, adalah tembok penegah abrasi di pantai Kota Sorong. Nama tersebut diambil  bertepatan dengan runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1999.

Tembok ini dibangung pada tahun 1990-an dan tidak memiliki nama sama sekali. Namun, tahun itu media santer membicarakan runtuhnya tembok Berlin di Jerman. Itulah asal mula nama Tembok Berlin di pantai Kota Sorong itu.

“Kebetulan tembok pencegah abrasi pantai di Kota Sorong ini belum ada namanya. Dan untuk memudahkan menyebut dan mengingatnya, maka dinamakan Tembok Berlin,” kata Hari Suroto, mengutip kumparan.

Namun kedigdayaan tembok pencegah abrasi ini kini telah runtuh layaknya saudara kembarnya di Jerman. Tembok Berlin Kota Sorong sudah runtuh demi reklamasi pantai. 

Sumber:
Kustiani, Rini. 2020. Kota Sorong: Viking Papua Menyebutnya Soren dan Sejarah Runtuhnya Tembok Berlin. Tempo edisi 18 Desember 2020.

Tim BumiPapua. 2021. Tembok Berlin Kota Sorong Riwayatmu Kini. Kumparan edisi 17 Januari 2021.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments