Pasar Sentral Teluk Bintuni merupakan denyut bagi perekonomian lokal. Segala kegiatan perekonomian masyarakat tumpah ruah pada kawasan ini. Pasar bukan saja menjadi tempat transaksi berlangsung. Namun seiring dengan semangat revitalisasi pasar pada pemerintahan Joko Widodo, pasar merupakan tempat masyarakat bisa berinteraksi dengan nyaman.
Ini yang kemudian menjadi tekad Ir Petrus Kasihiw, MT dan Matret Kokop, SH., untuk mengubah wajah Pasar Sentral Bintuni. Menjadikan Pasar Sentral sebagai tempat interaksi warga di tengah transaksi ekonomi yang menggeliatkan gairah daerah.
Pasar Sentral yang dulunya kumuh dan tak nyaman, kini menjadi wajah baru, bahkan menjadi ikon bagi Teluk Bintuni. Penataan serta kebersihan Pasar Sentral Bintuni bisa menjadi kebanggaan, dan yang paling penting menjadi wadah bagi masyarakat untuk bisa melakukan aktivitas ekonomi secara aman dan nyaman.
Hal ini diungkapkan oleh Piet (panggilan akrab Ir Petrus Kasihiw, MT) pada orasi-orasi politiknya, serta pada saat debat pilkada yang dilangsungkan Jumat, 27/11/2020 yang lalu.
“Zaman Piet dan Matret, pasar sentral tak lagi kumuh, sudah bersih, tak ada lagi tampak sampah yang menggunung. Listrik teraliri dengan baik, sanitasi seperti WC pun disediakan sebagai fasilitas, baik kepada pengunjung maupun kepada pedagang. Ini merupakan bagian dari pembangunan yang kami kerjakan. Ini sebuah capaian. Dimana dahulu, pasar itu begitu kumuh, sanitasinya buruk, serta sampah yang menggunung di mana-mana,” ujar Piet.
Piet mengungkap, bahwa revitalisasi Pasar Sentral masih terus berlangsung. Bahkan pada pemerintahannya, Piet membangun juga Pasar Manimeri untuk lebih memudahkan masyarakat yang berada di SP1, SP2 dan SP3.