HomeKabar BintuniMelihat Aktor di Balik Deforestasi Hutan Papua

Melihat Aktor di Balik Deforestasi Hutan Papua

Ilustrasi Pebisnis. Foto: pixabay

Sejak tahun 2000, hampir 1 juta hektare kawasan hutan lepas. Hingga saat ini, besarannya mungkin dua kali lebih besar dari luas pulau Bali. Sebagian besar pelepasan tersebut adalah untuk kepentingan pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Mengacu data dari Center for International Forestry Research (CIFOR) menyatakan sebesar 168.471 hektare hutan sudah alih fungsi menjadi lahan sawit. Termasuk kasus pembarakan dan deforestasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan asal Korea Selatan baru-baru ini.

Berkurangnya lahan hutan Papua seakan menjadi elegi yang tak kunjung berhenti. Namun, di balik hal tersebut, tentu ada sekelompok pihak yang mendapatkan keuntungan. Greenpeace dalam salah satu kontennya memuat pihak mana yang mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.

Berikut daftar pihak (grup/usaha) yang membuka hutan di Provinsi Papua pada periode 2010-2019.

  1.  Seung Eun Ho, Pendiri dari Korindo Group. Saat ini sudah membuka lahan sebesar 40.773 hektare dalam periode 2011 hingga 2017.
  2. Posco International telah membuka lahan sebesar 25.681 hektare selama tahun 2012 hingga 2017
  3. Noble Group membuka lahan sebesar 9.727 hektare sejak 2012 hingga 2017
  4. Keluarga Hayel Seed telah membuka lahan sebesar 8.828 hektare selama periode 2014 hingga 2019

Adapun perusahaan atau pihak dari Indonesia yang turut melakukan hal serupa sebagai berikut:

  1. KPN Corp membuka lahan sebesar 15.092 hektare pada periode 2013-2018. 
  2. Peter sondakh dengan lahan sebesar 11.910 hektare pada kurun waktu 2010 hingga 2014
  3. Indonusa Group dengan lahan sebesar 10.556 hektare pada kurun waktu 2015 hinga 2020.
  4. Anthoni Salim dari Salim group memiliki besaran deforestasi sebesar 298 hektare pada tahun 2019
  5. Yulius Lim dari Victory telah membuka lahan sebesar 171 hektare tahun 2016.

Antara Kekayaan dan Konsesi Sawit

Mengacu pada daftar orang terkaya di Forbes tahun 2019, orang-orang tersebut masuk dalam 50 orang terkaya Indonesia. Misalnya, Anthoni Salim berada di urutan ke-4. Kemudian, ada Martua Sitorus dari KPN Corp pada posisi 12, diikuti oleh Peter Sondakh pada posisi 18.

Daftar kekayaan tersebut membuktikan bahwa adanya kaitan antara jumlah kekayaan orang-orang tersebut dengan lahan sawit yang mereka kembangan. Bahkan, Forbes juga memunculkan beberapa nama lainnya yang memiliki usaha sawit.

Sumber:

Greenpeace. 2021. Deforestasi Terencana Mengancam Tanah Adat dan Lanskap Hutan di Tanah Papua. Greenpeace edisi 6 April 2021.

Greenpeace. 2021. Siapa yang Diuntungkan oleh Deforestasi di Papua? Unggahan akun Greenpeace di instagram edisi 8 April 2021.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments