
Tak dapat kita pungkiri bahwa Papua adalah tanah yang kaya. Kekayaan Papua merata, mulai dari flora, fauna, budaya, bahkan kekayaan mineralnya.
Bayangkan, sebanyak 3,8 miliar ton terkandung dalam Tambang Grasberg, Papua. Bahkan setelah perusahan mega besar asal Negara Paman Sam mengeruk habis emas di di sana, Papua masih kaya.
Hal ini dibuktikan setelah ada temuan baru bahwa masih ada emas yang tersimpan rapi dalam pegunungan Papua. Dalam artikel berjudul ‘Ada Gunung Emas yang Tersembunyi Rapi di Papua‘ oleh travel.detik.com, kita mengetahui bahwa Papua kaya akan kandungan mineral. Salah satunya emas.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Program Studi Teknik Geologi Universitas Cendrawasih, Marcelino Yonas St, M.Eng. berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Pegunungan Bintang memang mengandung emas.
Ia juga menyebutkan mengapa Papua kaya akan mineral. Salah satunya karena letak geografis Papua dahulu kala. Menurut Marcelino, Negeri Cenderawasih itu dulu adalah lautan yang terletak tepat pada 2 jalur lempeng. Yakni, lempeng Australia dan lempeng Oceanic Pacific.
“Begini, kawasan Pegunungan Tengah itu merupakan jalur patahan (pergeseran lempeng kontinen Australia dan lempeng Oceanic Pacific di zaman dulu-red),” jelas Marcelino, mengutip detik.com.
Kondisi itu yang menyebabkan Papua kaya akan mineral dan potensi emas. Patahan dalam Pegunungan Jayawijaya mampu memicu aktivitas bumi dalam memproduksi mineral tersebut.
“Variasi batuan dari aktivitas tektonik 2 lempeng tersebut mengakibatkan banyak dijumpai singkapan batuan yang bersifat ekonomis (potensi emas). Terlebih, aktivitas zona patahan yang banyak terjadi di sekitar Pegunungan Jayawijaya menjadi salah satu trigger dari kehadiran emas dan tembaga,” imbuh Marcel.
Namun mirisnya, kekayaan tersebut kini dikeruk oleh pihak yang tidak memerhatikan kesejahteraan masyarakat pemiliknya. Lantas, bagaimana awal mula penambangan emas di sana?
Sekilas Sejarah Penambangan Emas Papua
Semua bermula kala Jean Jacques Dozy, seorang ahli geologi Belanda, jengkel pada berita keinginan Jepang untuk mendaki Puncak Carstensz pada tahun 1936. Saat itu Dozy berpikir jika Jepang berhasil mendaki gunung tertinggi Indonesia itu, maka mereka akan memperluas daerah jajahan mereka.
Oleh karena hal tersebut, ia bersama AH Colijn, seorang manajer anak perusahaan Royal Dutch Shell, dan Franz Wissel selaku pilot angkatan laut Belanda berupaya mencegah hal tersebut terjadi. Orang Belanda harus menjadi orang pertama yang mampu menaklukkan Puncak Carstensz.
Saat itu, Dozy kepala ahli geologi Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) yang berpusat di Pulau Babo, Papua Barat. Setelah mereka mendapatkan pesawat amfibi tahun 1936, mereka akhirnya dapat memulai ekspedisi mereka ke gunung tersebut.
Itulah awal mula Dozy dan rekannya menemukan potensi emas pada pegunungan yang mereka sebut dengan nama Erstberg. Tahun 1960, Freeport bertandang ke Carstensz dalam misi ekspedisi mineral.
Selang 7 tahun, pemerintah Indonesia dan Freeport Sulphur yang kini menjadi Freeport McMoran membuat perjanjian kontrak penambangan pertama.
Sumber:
Afriyadi, Achmad Dwi. 2018. Kisah Pertama Kali Emas Ditemukan di Papua dan Masuknya Freeport. Detik.com edisi 13 Juli 2018.
Bonauli. 2021. Ada Gunung Emas yang Tersembunyi Rapi di Papua. Detik.com edisi 19 Maret 2021