HomeKabar BintuniHangatnya Kesederhanaan dalam Kebersamaan: Bupati Yohanis Manibuy dan Semangkuk Bakso di Pinggir...

Hangatnya Kesederhanaan dalam Kebersamaan: Bupati Yohanis Manibuy dan Semangkuk Bakso di Pinggir Jalan

Bintuni, 21 Maret 2025 – Malam itu, Teluk Bintuni diselimuti keheningan yang lembut. Setelah seharian menjalani Safari Ramadan, Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy, S.E., M.H., memilih untuk tidak langsung pulang. Langkahnya terhenti di sebuah warung bakso sederhana di pinggir jalan.

Di bawah cahaya lampu jalan yang temaram, ia duduk di bangku plastik, dikelilingi warga yang awalnya tampak canggung. Namun, senyum hangat dan sapaannya mencairkan suasana. Dengan penuh kesederhanaan, ia menyendok kuah bakso hangat, menikmati setiap suapan dengan tenang—seolah waktu berjalan lebih lambat malam itu.

Tak ada sekat antara pemimpin dan rakyatnya. Seorang ibu yang sedang menemani anaknya makan tak bisa menyembunyikan rasa haru melihat pemimpinnya begitu membumi. Seorang pedagang yang melayani bupati dengan tangan bergetar akhirnya memberanikan diri untuk berkata, “Terima kasih, Bapak, sudah singgah di tempat kami.”

Kesederhanaan ini bukan sekadar kebiasaan, tapi cerminan kepemimpinan yang mengakar pada nilai-nilai kebersamaan. Dalam kesibukannya memimpin daerah, Yohanis Manibuy selalu menemukan cara untuk tetap hadir di tengah rakyatnya, tidak hanya dalam acara formal, tetapi juga dalam momen-momen kecil yang penuh makna.

Malam itu belum berakhir bagi Bupati Yohanis Manibuy. Setelah menikmati kebersamaan dengan masyarakat, ia melanjutkan perjalanan ke Gereja Paroki Santo Yohanes Bintuni untuk meninjau pembangunan Goa Maria. Sebagai seorang umat Katolik, perhatian beliau terhadap pembangunan fasilitas keagamaan bukan hanya tugas, tetapi juga panggilan hati.

Di tengah kesunyian gereja yang tersapu cahaya remang lilin, ia berdiri di depan area pembangunan, mengamati setiap sudut dengan mata yang penuh harap. Goa Maria ini bukan sekadar bangunan, tetapi rumah doa bagi umat yang mencari ketenangan dan kekuatan dalam iman.

Sebuah tempat yang akan menjadi saksi bisu doa-doa yang dipanjatkan dalam sunyi, harapan yang digantungkan pada Tuhan, dan iman yang terus dikuatkan.

Sebelum meninggalkan lokasi, ia menatap para pekerja yang masih sibuk merampungkan bangunan itu dan berpesan, “Tempat ini harus selesai dengan baik, agar umat bisa berdoa dengan nyaman.”

Malam itu, di antara semangkuk bakso sederhana dan sebuah gereja yang tengah dibangun, seorang pemimpin menunjukkan bahwa melayani rakyat dan mendekatkan diri pada Tuhan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments