
Teluk Bintuni, BUR – Kabupaten Teluk Bintuni kembali mengambil sejumlah langkah tegas dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Teluk Bintuni, Franky Mobilala melalui sambungan telepon pada (22/06), setelah rapat koordinasi antar Instansi Forkopimda dan Satgas Covid-19 Teluk Bintuni dilakukan pagi tadi.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus gelombang kedua ini, Pemda Teluk Bintuni dan Satgas Covid-19 akan lebih menekankan pada intensitas dalam melakukan tracing, agar bisa mengisolasi sumber pembawa wabah.
“Segala bentuk teknis kesehatan mulai dari penyelidikan epidemiologi, yakni tracing pasien positif akan kami instensifkan. Juga tim promosi kesehatan yang tugasnya menyampikan informasi ke masyarakat akan lebih gencar dilakukan, agar masyarakat tidak kendor dalam menghadapi penyakit ini” ujar Franky.
Sejumlah Langkah Disiapkan, Meski Baru 21 Yang Positif
Menurut Franky, Pemda akan kembali melakukan rapat pada tanggal 24 Juni nanti, untuk memutuskan penutupan akses sementara keluar dan masuk Teluk Bintuni.
“Pada tanggal 24 nanti kami akan kembali melakukan rapat untuk memutuskan penutupan akses sementara keluar dan masuk Teluk Bintuni, sebagaimana yang pernah kami lakukan pada tahun 2020 kemarin. Langkah ini dinilai efektif, mengingat Teluk Bintuni pada tahun kemarin bisa menjadi zona hijau,” imbuh Franky.
Teluk Bintuni, sampai hari ini telah terkonfirmasi terdapat 21 pasien positif. Satu di antaranya merupakan tenaga medis dari Distrik Tomu.
“Di Teluk Bintuni 7 yang positif, tadi pagi ada tambah 4 dari Distrik Tomu, salah satunya tenaga medis dan dievakuasi ke kabupaten, ke RSUD. Ada tambah 11 hari ini, jadi total ada 21,” kata Franky.
Dari tracing yang dilakukan oleh Satgas, salah satunya adalah pasien positif yang berasal dari Kota Kudus, Jawa Tengah, yang diketahui telah menjadi zona merah sejak beberapa waktu yang lalu.
“Kami langsung antisipasi dengan melakukan tracing ketat, apalagi dengan adanya Varian Delta ini. Teluk Bintuni tidak mau kecolongan, meskipun hanya beberapa kasus. Pasien langsung kami isolasi dan semua yang melakukan kontak langsung dengannya langsung kami cari,” tutur Franky.
Prasarana Dipersiapkan Sebagai Antisipasi Kasus Terburuk
Pemda pun telah menyiapkan sejumlah tempat, seandainya lonjakan kasus benar terjadi di Teluk Bintuni. Selain ruang isolasi dan gawat darurat di RSUD Teluk Bintuni yang dipersiapkan, sanggar dengan kapasitas 24 orang dari swadaya masyarakat juga sudah disiapkan, serta Kampung Masina yang sejak tahun 2020 telah dipersiapkan sebagai tempat penampungan pasien terkonfirmasi positif.
Franky menutup wawancaranya dan mengimbau agar masyarakat masih terus menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mencuci tangan serta memakai masker.