Pertemuan antar YLBH Sisar Matiti yang diwakili oleh Yohanes Akwan, SH., (berkemeja batik) dengan Kepala Pengamanan Rutan Kelas IIB Bintuni (berkemeja hitam) di Rutan, Sabtu (16/03/2024).
Masalah pembatasan akses advokat dari YLBH Sisar Matiti untuk menemui kliennya di Rutan Kelas IIB Bintuni, akhirnya diselesaikan dengan jalan musyawarah.
Musyawarah ini dilakukan di Rutan Kelas IIB Bintuni, pada Sabtu, (16/03/2024), dan dihadiri oleh Kepala Pengamanan Rutan Kelas IIB Bintuni, Keis Sitanala dan Yohanes Akwan, SH., Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti.
Dalam pertemuan tersebut Keis mengungkap bahwa permasalahan pembatasan akses terpantik oleh sikap jiwa korsa sesama sipir Rutan, yang diduga dianiaya oleh Gotlif, klien dari YLBH Sisar Matiti.
“kami meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi antara YLBH Sisar Matiti dan sipir kami yang bertugas. Sedangkan Karutan sebenarnya dalam hal ini tidak ada perintah pembatasan, ini murni atas solidaritas, namun kami tegaskan, tersangka Gotlif tidak diapa-apakan oleh para sipir yang bertugas di sini,” ujar Keis.
Keis berharap, ke depannya komunikasi bisa terjalin lebih baik lagi antara advokat dengan pihak rutan sebagai sebuah kemitraan yang baik.
Yohanes Akwan, SH., sebagai perwakilan YLBH Sisar Matiti menyambut baik dibukanya komunikasi oleh pihak Rutan, untuk menyudahi polemik pembatasan hak advokat ini.
“Kami kira dengan bertemunya pihak Rutan dengan kami, maka polemik ini bisa berhenti di sini. Pihak Rutan telah mengakui ada kesalahpahaman, dan kami sepakat, untuk ke depannya, tidak ada lagi pembatasan advokat dalam menemui kliennya, karena kami menjalankan tugas adalah sesuai perintah dari undang-undang,” ungkap Akwan.
Akwan dan YLBH Sisar Matiti mengucapkan terima kasih kepada Rutan Kelas IIB Bintuni, yang sudah mengedepankan profesionalitas mereka dalam menjaga kliennya selama berada dalam tahanan.
“kami pun memberikan apresiasi kepada pihak Rutan karena telah menjalankan tugas mereka secara profesional. Kami telah bertemu dengan klien kami, dan kondisinya dalam keadaan baik. Ke depannya, kami harap tidak ada lagi muncul kesalahpahaman seperti ini,” pungkas Akwan.
