Sudah sekitar 4 tahun proyek reklamasi Kota Sorong digarap. Proyek seluas 25 hektare ini pertama mulai dikerjakan pada tahun 2017 dengan tujuan pembangunan kawasan ekonomi. Nantinya, daerah ini akan dilengkapi perhotelan, restoran, taman wisata, taman hijau dengan konsep modern seperti di Hongkong dan Jepang.
Modernisasi pantai tembok Berlin di Kota Sorong merupakan dampak positif yang diharapkan sebagian warga. Hal ini dapat terlihat dari ramainya pengunjung yang menikmati senja di sepanjang pantai tembok Berlin. Mereka percaya, dengan kehadiran reklamasi, maka tempat wisata ini akan menjadi lebih rapih dan megah.
Kendati demikian, modernisasi punya harga lain yang harus dibayar. Keluhan atas kehadiran reklamasi menjadi bukti adanya masalah yang perlu diperhatikan. Pertama, terkait dampak pada lingkungan.
Sejak pengerjaan proyek reklamasi, warga mengeluh sering terjadi banjir. Warga pada tahun 2018 misalnya. Warga Kampung Baru mengeluh wilayahnya selalu banjir kala hujan tiba. Kemudian, sebelum tembok Berlin disulap menjadi lebih baik, kini berubah menjadi dataran penuh sampah.
Ada tiga dampak reklamasi terhadap pantai tembok Berlin. Pertama, berubahnya wilayah pantai menjadi daratan. Tempat berlabuh kapal kian sempit karena kehadiran reklamasi. Kemudian, wilayah berlabuh yang berubah menjadi dataran itu kian tak sedap dipandang.
Irawati, pegiat lingkungan juga pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Sorong, menyebut dampak reklamasi ini tak hanya dari apa yang kita lihat saja. Reklamasi membutuhkan pasir, tanah dan batu dalam jumlah yang besar. Artinya, akan ada proyek penambangan dalam jumlah besar.
Ia memberikan salah satu contoh di Kota Sorong KM 10. Di sana, sebagian gunung terkeruk untuk keperluan pembangunan. Hal ini berdampak pada banjir kala hujan turun.
Dampak kedua adalah menurunnya penghasilan pedagang di pantai tembok berlin. Bukan barang baru bahwa pedagang akan direlokasi ketika pengerjaan proyek reklamasi. Adapun mereka yang di sekitar pantai mengaku penghasilan mereka turun.
Pasalnya, ketika pantai tembok Berlin mulai berubah menjadi dataran, banyak warga yang tak lagi berkunjung. Selain itu, sempitnya daerah untuk berlabuh nelayan membuat pengunjung pantai semakin sedikit.
Dampak ketiga adalah kerusakan ekosistem laut. Pembangunan reklamasi pantai kota Sorong jelas berdampak pada ekosistem laut seperti ikan, kerang, rumput laut, kepiting dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh material pembangunan seperti pasir dan tanah yang masuk ke dalam ekosistem laut.
Kala Izin Reklamasi Bermasalah
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama tim lintas kementerian menemukan sejumlah wilayah reklamasi yang memiliki permasalahan pada perizinan. KKP dan tim lintas Kementerian menyebut terdapat 4 wilayah reklamasi terdapat 4 di Kelurahan Saoka Distrik Maladumes, Kota Sorong, Papua Barat, yang bermasalah.
Asisten I Setda Kota Sorong, Rahman, menyebut 4 kawasan reklamasi pantai di kawasan Saoka tidak memiliki izin. Ia mengatakan bahwa sesuai peraturan, hal ini harus mendapatkan izin dari KKP.
“Reklamasi boleh dilakukan, namun harus memenuhi syarat. Kota Sorong untuk reklamasi harus mendapatkan persetujuan dari KKP dan Kementerian Perhubungan dan empat lokasi reklamasi pantai di Saoka tersebut tanpa izin,” ungkap Rahman mengutip Republika.
Jika mengacu pada peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2021, KKP memiliki wewenang dalam melakukan pengawasan wilayah pesisir. Berdasarkan pengadua masyarakat, KKP dan tim lintas kementerian menilai pemanfaatan ruang dalam reklamasi di wilayah tersebut belum mendapatkan rekomendasi dari pihak mereka.
“Kalau mengacu kepada peraturan, reklamasi pantai tanpa izin akan ada sanksi. Temuan di Sorong ini akan ditindaklanjuti baik oleh KKP, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta KSOP Sorong karena itu juga kewenangan mereka,” Plt Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, Eko Rudianto.
Sumber:
Alamsyah, Ichsan Emrald. 2021.KKP Temukan 4 Lokasi Reklamasi Pantai di Sorong tanpa Izin. Republika edisi 8 Juni 2021.
Yewen, Natalia Laurensia Carmelia. 2020. Kala Pantai Tembok Berlin jadi Daratan. Mongabay edisi 22 Agustus 2020.