Taman Sorong City kini penuh dengan sampah. Taman yang berada di pusat kota ini kehilangan keindahannya lantaran sampah yang berserakan di segala titik. Selain itu, taman kota ini kerap disebut sebagai tempat mabuk warga.
Hal ini disampaikan oleh salah seorang pengunjung, Dorisara. Ia menyayangkan taman kota yang sudah dibuat oleh pemerintah harusnya dijaga dengan baik.
“Namun untuk kita orang Papua, harus punya kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan, terutama taman-tanan ini,” jelas Dorisara, mengutip TribunPapuaBarat.com, Sabtu (02/10/2021).
“Kalau dibiarkan orang-orang seperti ini hidup dan menggunakan taman sebagai tempat mabuk, maka pastinya pengunjung akan resah serta takut ke sini,” sambungnya.
Persoalan sampah sebenarnya hanya soal taman kota saja. Dalam sidak Dinas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), banyak dari pembangunan fasilitas di Kota Sorong belum memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Dalam sidak tersebut, PPLH menemukan sampah yang berserakan di sejumlah tempat. Misalnya, menemukan sampah plastik di jembatan tempat tambat kapal nelayan dan kawasan pantai.
Kemudian, pembangunan pasar di tempat pendaratan ikan Klaligi Kota Sorong. Menurut PPLH, Pasar ini belum memiliki AMDAL. Begitu juga pembangunan wisata kawasan mangrove.
Sampah Sorong Sampai ke Raja Ampat
Persoalan sampah plastik dari Kota Sorong belum lama menjadi sorotan. Bulan Juni lalu, Masyarakat Kampung Yenekaki, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, menerima kiriman sampah plastik Kota Sorong melalui arus laut.
Hal ini menjadi persoalan serius bagi masyarakat Kampung Yenekaki. Pasalnya, pantai Warebar yang tercemar sampah plastik menjadi pantai pendaratan penyu raksasa atau penyu belimbing yang selama ini dijaga.
Ketua Kelompok Penggiat Konservasi Penyu Kampung Yenbekaki Kabupaten Raja Ampat, Yusuf Mayor, sangat menyayangkan hal ini. Sampah plastik yang mencemari pantai Warebar sangat mengancam keberlangsungan hidup penyu.
“Hal ini sangat mengancam keberlangsungan hidup penyu yang selama ini kami jaga. Ditakuti penyu yang mendarat untuk bertelur di pantai Warebar memakan sampah plastik sehingga tidak bisa bertahan hidup lama,” ungkap Yusuf mengutip dari Antara, Jumat (04/06/2021).
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Kota Sorong, Julian Kelly Kambu mengatakan bahwa sampah yang sampai ke Raja Ampat tak hanya dari Kota Sorong. Ia menyebut, sebagian sampah juga berasa dari Kabupaten Sorong.
Julian mengakui bahwa kabupaten dan kota Sorong merupakan penyumbang sampah plastik untuk Raja Ampat. Hal ini lantaran kesadaran masyarakat dalam membuat sampah masih jauh dari harapan.
“Ini masalah serius yang harus dibahas bersama oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat, kota Sorong, dan kabupaten Sorong agar ada program pengendalian sampah. Bagaimana pengelolaan serta edukasi kepada masyarakat kota dan kabupaten Sorong agar tidak membuang sampah ke laut demi menyelamatkan pariwisata Raja Ampat,” pungkasnya.
Sumber:
Faqih, Fikri. 2021. Sampah Kota Sorong Cemari Pantai Warebar Raja Ampat. Merdeka edisi 4 Juni 2021.
Tiasto, Enggar. Penampakan Taman Sorong City yang Penuh Sampah, Warga Juga Sebut Kini Sering Dijadikan Tempat Mabuk. Tribun edisi 3 Oktober 2021.