Kabar tentang Desa Malaumkarta yang mandiri dengan listrik dan pangannya bukan hal baru. Sejak tahun 2018, sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro berdiri dan mampu mengisi kebutuhan listrik warga.
Tak hanya itu, sudah sejak lama suku Moi di Desa Malaumkarta,Distrik Makbon, Sorong, Papua Barat ini hidup mandiri dengan memanfaatkan alam di sekitarnya. Mulai dari pangan pokok seperti sagu dan pendamping seperti hasil laut.
Selain Malaumkarta, ada beberapa desa lainnya yang berhasil memenuhi kebutuhannya sendiri. Khususnya dalam bidang pangan. Ketahanan pangan dalam masa pandemi merupakan hal krusial.
Sulitnya mencari pekerjaan membuat sebagian warga banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Berbeda ceritanya jika sebuah komunitas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Contohnya adalah Kampung Neset dan Fonato di Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat. Kedua kampung ini berhasil memenuhi kebutuhan pangan warganya dengan memiliki stok pangan yang berkecukupan. Pasokan pangan tersebut berasal dari alam sekitar mereka.
“Kalau bicara mandiri, orang di Maybrat ini sudah mandiri sejak lama. Sebelum Corona kami sudah mandiri. Mandiri dalam hal penyediaan pangan yang sangat banyak. Karena di sini ada banyak kebun. Orang-orang di sini banyak yang berkebun,” terang Philipus Fanataf, kepala Distrik Aifat Utara.
Hasil bumi pertanian masyarakat Maybrat seperti nenas, pisang singkong, keladi, petatas, dan sagu menjadi pasokan utama persediaan makan mereka. Bahkan, mereka juga memiliki berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, gabus dan ikan batu-batu.Â
Kedua kampung ini mendapat perhatian pemerintah setempat. Kapolsek Aifat Kumurkek Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Iptu Nugraha Didi mengapresiasi hal tersebut. Ia mengatakan bahwa kampung tersebut dapat menjadi percontohan bagi kampung lainnya.
“Masyarakat Maybrat merupakan masyarakat pekerja keras. Saya sangat bangga melihat mereka. Hasil kebun mereka dipenuhi dengan berbagai jenis tanaman. Ini sangat luar bisa,” jelasnya.
“Kedua kampung ini kami ambil sampelnya sebagai kampung percontohan. Dan ternyata kami turun cek kepastian, ternyata kampung ini tidak perlu membutuhkan bantuan pemerintah pun masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi COVID-19,” sambung Iptu Nugraha Didi, mengutip kumparan.
Kemandirian Sang Calon Provinsi Konservasi
Pada 19 Oktober 2015 lalu, Papua Barat mendeklarasikan dirinya sebagai Provinsi Konservasi. Seluruh komponen pemerintahan Provinsi Papua Barat sadar bahwa alam merupakan sumber kehidupan mereka. Oleh karenanya, menjaga alam sama dengan menjaga kehidupan.
Terdapat 3 manfaat utama yang akan lahir dari berdirinya provinsi konservasi. Pertama, alam asri dan kekayaannya akan menjadi warisan bagi generasi yang akan mendatang.Â
Kedua, meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua Barat tanpa harus mengorbankan alam. Contoh konkrit dari manfaat ini sudah dapat terlihat di sejumlah wilayah yang disebutkan di atas.
Bahwa, peningkatan kualitas hidup dapat berjalan berdampingan dengan modernisasi. Sebagaimana desa Malaumkarta menjaga alam demi menjaga produksi listrik mandiri mereka.
Ketiga, masyarakat adat pemilik hak ulayat atas tanah dan hutan, perairan, laut serta flora dan fauna endemik Papua Barat, menjadi kebanggaan pemerintah. Dengan pengakuan terhadap masyarakat adat berserta tanah dan hak ulayat, maka hal ini berpotensi menambag nilai tambah mereka dalam bentuk insentif dari pemerintah dan negara-negara dunia untuk kesejahteraan hidupnya.
Sumber:
Balleo News. 2021. Kampung Neset dan Kampung Fonatu di Maybrat Jadi Contoh Kampung Mandiri. Kumparan edisi 23 Februari 2021.
Gozali, Ibnu. 2019. Wujudkan Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi. Portonews edisi 13 Maret 2019