HomeKabar BintuniPeran Pers Mengungkap Banalitas Kejahatan HAM dan Lingkungan di Papua

Peran Pers Mengungkap Banalitas Kejahatan HAM dan Lingkungan di Papua

Pers merupakan garda terdepan untuk menjadi suara bagi mereka yang termajinalkan oleh negara dan pemerintah. Bagi daerah yang penuh dinamika dengan kompleksitas dalam konteks hak asasi manusia dan lingkungan seperti Papua, Hari Pers Nasional seharusnya tidak berhenti maknanya sebagai sebuah seremonial fana saja. Semestinya momen ini menjadi refleksi bagi insan jurnalis untuk terus memperjuangkan keadilan, menjadi suara yang meski lirih tapi tetap menggema sebagai pesan dari mereka tak mampu berucap.

Pers dan Hak Asasi Manusia di Papua

Insan pers memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan fakta mengenai hak asasi manusia di Papua. Mulai dari konflik sosial hingga represifitas aparat keamanan terhadap warga sipil merupakan isu yang membutuhkan perhatian serius. Namun, pemberitaan mengenai isu ini, mempunyai tantangan yang tidak mudah.

Intimidasi serta pola-pola kekerasan, menjadi momok yang menodai keterbukaan informasi. Jurnalis yang berusaha untuk menyampaikan fakta maupun liputan mendalam mengenai konflik lahan maupun pelanggaran hak asasi manusia, kerap mendapat ancaman dengan pola yang berulang. 

Peristiwa pelemparan bom molotov di kantor redaksi JUBI di Waena Jayapura, di akhir tahun 2024, masih menjadi catatan merah dalam lembar kebebasan pers. Namun, keberanian jurnalis untuk menyuarakan kebenaran bagi mereka yang tidak memiliki platform untuk berbicara, tidak boleh goyah atas kejadian ini.

Krisis Lingkungan di Papua dan Peran Media

Selain isu HAM, ancaman terhadap lingkungan Papua juga semakin nyata. Eksploitasi sumber daya alam, pembabatan hutan, dan ekspansi industri tambang telah merusak ekosistem serta mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat. Di sinilah pers berperan penting dalam mengungkap berbagai bentuk perusakan lingkungan dan dampaknya bagi masyarakat.

Laporan investigatif mengenai izin-izin tambang yang bermasalah, pembalakan liar, serta konflik lahan antara korporasi dan masyarakat adat harus terus diperjuangkan. Pers tidak hanya bertindak sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penggerak perubahan dengan memberikan tekanan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan agar lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan.

Menjaga Independensi dan Keberanian Pers

Meskipun tantangan bagi jurnalis di Papua begitu besar, independensi dan keberanian harus tetap dijaga. Kolaborasi antarjurnalis, dukungan dari masyarakat sipil, serta dorongan dari organisasi pers harus terus diperkuat agar informasi yang disampaikan tetap objektif dan bebas dari intervensi pihak berkepentingan.

Hari Pers Nasional bisa menjadi pengingat bagi pemerintah, bahwa kebebasan pers telah menjadi pilar utama dalam demokrasi. Jurnalisme menjadi sebuah seni menyampaikan kabar dan harapan bagi perjuangan hak asasi manusia dan lingkungan di Papua, dengan selalu berpihak secara subjektif kepada kebenaran dan keadilan.

Redaksi BUR

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments