Papua tiada bosannya memukau dunia. Sejak Alfred Russel Wallace, seorang pemikir ternama asal Inggris, singgah ke Papua pada abad-19 hingga abad 21, Tanah Cenderawasih masih menyimpan banyak kejutan.
Bayangkan, spesies anjing dingo yang dianggap sudah punah itu akhir-akhir ini muncul kembali. Ini merupakan tanda bahwa alam Papua masih menyediakan habitat yang cocok bagi hewan tersebut. Tidak menutup kemungkinan untuk jenis hewan lainnya.
Sebutlah cenderawasih. Burung surga itu adalah salah satu alasan utama Albert Russel Wallace pergi ke Papua. Dan benar saja, Wallace bertemu dengan burung itu di kepulauan Aru, Papua. Cenderawasih kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong mancanegara untuk menyambangi Papua.
Namun, cenderawasih hanyalah sebagian kecil dari keanekaragaman hayati Papua. Bayangkan, negeri di timur Indonesia itu menjadi habitat bagi 15.000 hingga 20.000 jenis tumbuhan di mana 55 persen dari jumlah tersebut adalah tumbuhan endemik.
Selain flora, Papua juga memiliki spesies fauna yang tak kalah banyak. Tercatat, terdapat 602 jenis burung, 125 jenis mamalia, dan 223 jenis reptil. Dari semua jenis fauna itu, hampir 50 persen adalah jenis hewan endemik atau hewan asli Papua.Â
Tak hanya di darat, ekosistem perairan Papua pun disebut yang terbaik di dunia. Ia menjadi habitat bagi terumbu karang terbaik yang ada di dunia. Untuk jenis karang kerasnya saja, Papua memiliki 141 spesies, 53 genus, dan 16 famili.Â
Sedangkan untuk hewan laut, ada sekitar 60 spesies ekinodermata yang terdiri dari 23 bintang laut, 18 timun laut, dan 9 bintang ular. Masih banyak keanekaragaman hayati yang disimpan oleh Papua, termasuk ikan hias dan akar bahar.
Namun, tahukah Anda? Ada satu jenis tumbuhan yang menjadi ciri khas wilayah di timur Indonesia ini. Sebuah tumbuhan yang dekat dengan masyarakat dan tumbuh di hampir seluruh wilayah Papua. Tumbuhan itu adalah sagu.
Papua, Cadangan Sagu Terbesar Dunia
Berdasarkan data dari Pusat Teknologi Agroindustri Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2016, Indonesia adalah lahan sagu terbesar di dunia. Data tersebut menyebutkan bahwa terdapat 90 persen cadangan sagu dunia di Indonesia.Â
Tahukah Anda bahwa 85 persennya cadangan sagu itu berada di Papua? Tak ayal keberadaan sagu di Papua begitu dekat dengan masyarakatnya. Ia kerap menjadi ikon masyarakat Papua yang mana mengolah sagu untuk menjadi produk yang bermanfaat bagi berbagai keperluan hidup mereka.
Menariknya, Papua pun punya banyak keragaman sagu. Sekitar 160 akses sagu tersebar di seluruh Papua. Misalnya, di Kampung Yoboi, Sentani, terdapat 22 jenis sagu. Dari jumlah tersebut, 10 di antaranya merupakan sagu berduri dan 12 di antaranya sagu tidak berduri.Â
Masyarakat setempat memilih 4 jenis sagu terbaik untuk keperluan khusus, yakni sagu jenis phara, rondho, yebha, dan folo. Sagu ini biasanya dimanfaatkan untuk keperluan ritual adat. Ini masih sebagian kecil dari kekayaan sagu Papua.Â
Mengacu data Laporan Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), luas sagu di Papua dan Papua Barat mencapai 5.259,637 hektare pada tahun 2014. Ini menunjukkan bahwa potensi sagu di Papua sebagai sumber alternatif pangan sangat menjanjikan.
Sumber:
Arif, Ahmad. 2019. Sagu Papua untuk Dunia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia