UNICEF mendorong Kota dan Kabupaten Sorong sebagai daerah percontohan pendidikan keterampilan hidup (PKH). Hal ini didorong dengan angka perundungan bagi remaja di Sorong.
Mengacu pada data dari Programme for International Student Assessment (PISA), terdapat 41 persen pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan. Kemudian, dari UNICEF menyebut 45 persen anak muda berusia 14-24 tahun pernah mengalami perundungan.
Fenomena ini layaknya fenomena gunung es. Adapun angka yang masuk ke dalam pendataan belum sepenuhnya mampu mengungkap kasus perundungan yang ada. Terlebih, kasus perundungan mampu berdampak pada tingkat partisipasi remaja dalam sekolah
Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan, menyebut pihaknya bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) dalam program tersebut.
Hal ini dilakukan dengan harapan agar Sorong menjadi program percontohan dalam pendidikan keterampilan hidup.
“Program ini sebagai upaya mendorong pengembangan pola pikir kritis yang tumbuh dari proses refleksi, identifikasi, mengevaluasi informasi yang ada dan penalaran sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang menjadi prioritas Kemendikbudristek,” tutur Aminudin, mengutip antara.
Lantas, apa kaitan antara program pendidikan keterampilan hidup dengan perundungan? Pendidikan keterampilan diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa. Pendidikan keterampilan tidak hanya mengajarkan hal-hal teknis, namun juga proses refleksi, identifikasi, evaluasi sesuai dengan pancasila.
Sejalan dengan hal tersebut, Rektor UNIMUDA Sorong, Rustamadji, mengatakan bahwa pencegahan perundungan merupakan tanggung jawab semua pihak. Oleh karenanya, melalui kegiatan ini diharapkan dapat menekan jumlah kasus perundungan bagi anak usia sekolah.
“Kita harapkan agar kasus perundungan dapat diturunkan, sebab pendidikan kecakapan hidup sangat penting kita pahami” kata Rustamadji, Selasa (12/10).
Apa Itu Program Pendidikan Keterampilan?
Program Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) adalah rangkaian pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan remaja pada 5 area utama. Antara lain mengenal diri, komunikasi, mengelola risiko, kemampuan mengelola emosi, dan mengelola organisasi.
Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan, menyebutkan bahwa PKH merupakan program yang menitikberatkan pada keterampilan hidup. Sehingga, mereka akan berpartisipasi pada topik yang penting berdasarkan perkembangan karakter mereka.
“Program keterampilan hidup remaja atau life skills education merupakan program yang menitikberatkan pada partisipasi remaja pada topik-topik yang mereka anggap penting. Upaya ini akan mendorong pengembangan pola pikir kritis yang tumbuh dari proses refleksi, identifikasi, mengevaluasi informasi yang ada dan penalaran sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang menjadi prioritas Kemendikbudristek,” ungkapnya, mengutip kumparan Selasa (12/10).
Dalam materi pengajarannya, PKH punya 13 keterampilan hidup yang diajarkan kepada siswa-siswi. Antara lain mengatur diri sendiri, kreativitas, berpikir kritis, berpartisipasi, berempati, menghargai perbedaan, mengambil keputusan, bernegosiasi, bekerja sama, menyelesaikan masalah, berkomunikasi, resiliensi dan mengelola emosi.
Oleh karenanya, program ini diharapkan tak hanya menyelesaikan persoalan perundungan saja. Melainkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadikan generasi muda yang berprestasi.
Sumber:
Irianti. 2021. Cegah Kekerasan di Sekolah, Program PKH Wajib Diterapkan di Papua Barat. Balleo News edisi 12 Oktober 2021.
Kakisina, Ernes Broning. 2021. UNICEF dorong Sorong jadi daerah model pendidikan keterampilan hidup. Antara edisi 13 Oktober 2021.
Wahyudi. 2021. Cegah Perundungan, UNICEF – UNIMUDA Bagikan Buku ke Sekolah. RRI edisi 12 Oktober 2021.