Dalam kunjungan kerjanya ke Sorong, Ridwal Kamil selaku Gubernur Jawa Barat menawarkan sejumlah inovasi Pemprov Jabar untuk diterapkan di Sorong. Inovasi tersebut antara lain mulai dari pertanian berbasi teknologi hingga pariwisata.
Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil mengatakan bahwa menyebut bahwa misi utama dalam kunjungan kerjanya ke Sorong adalah membantu Pemkab Sorong dalam reformasi birokrasi.
“Kami tawarkan juga untuk pengembangan ekonomi Kabupaten Sorong jika mau mengembangkan ekonomi pertanian. Kedua tentunya nanti program-program pariwisata. Kemudian juga reformasi birokrasi. Jawa Barat juara satu dalam berbagai bidang reformasi birokrasi melalui teknologi atau smart e-Government. Itu juga misi utama kita ke sini,” jelas Kang Emil dalam mengutip detikcom, Kamis (30/9).
Emil menyebut salah satu program yang hendak ditawarikan kepada Pemkab Sorong adalah pertanian 4.0. Sebuah program pertanian yang memanfaatkan informasi dan teknologi untuk mempercepat dan memudahkan pertanian.
“Kita, telah menyiram tanaman pakai handphone, itulah teknologi 4.0 sedang kami kembangkan sampai akhir tahun nanti. Kalau teknologinya sudah beres kami tawarkan untuk Pemkab Sorong,” lanjut Kang Emil.
Ridwan Kamil optimis kerja samanya bersama Pemkab Sorong akan berjalan lancar. Ia berencana untuk melanjutkan misinya tersebut setelah kasus Covid-19 semakin landai.
Apa Itu Pertanian 4.0?
Sudah hampir dari 4 tahun lalu Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan pertanian 4.0. Sederhananya, Pertanian 4.0 merupakan kerangka teknologi untuk mentransformasi pertanian tradisional menjadi lebih modern.
Kementan menggunakan berbagai macam alat dan mesin (Alsintan) seperti tractor otomatis, drone, mesin panen otomatis dan mesin pengolah tanah. Digitalisasi bidang pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing pertanian Indonesia dengan negara lain.
“Tidak mungkin kita bisa bersaing dengan negara lain tanpa menggunakan pertanian modern. Dari awal kita sudah melakukan digitalisasi seperti e-catalog. Jadi pembelian apapun langsung ke pabrik, harga murah dan datang tepat waktu. Semuanya karena e-catalog. Dengan cara ini harga juga turun, kemudian saya akumulasi pertahun penghematan anggaran sangat drastis,” Andi Amran Sulaiman, M.P., Menteri Pertanian.
Amran menjelaskan lebih detail bahwa nantinya tenaga kerja di sektor pertanian akan terdigitalisasi. Misalnya, penggunaan drone untuk menebar benih. Amran menyebut efesiensi biayanya dapat mencapai 60 persen.
“Jadi kedepan menanam padi menggunakan drone yang bisa menghemat biaya sampai 60 persen. Artinya jika dalam sekali tanam membutuhkan Rp 12 juta, maka dengan alat modern drone cuma butuh Rp 6 juta,” sambungnya.
Amran mengklaim metode ini mampu meningkatkan produktivitas hingga ),3-1,8 ton atau 3,5–30,6 persen. Dari segi finansial, Amran optimis metodi ini mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp.1,3 juta hingga Rp 5 juta dan sudah tebukti.
Salah satu bukti penerapan metode pertanian 4.0 ini adalah Sidoarjo. Kabupaten tersebut merupakan wilayah subur dengan total luas lahan mencapai 17 ribu hektar. Menurut Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, metode ini sangat cocok untuk wilayahnya.Â
Bahkan, ia menilai pertanian 4.0 dapat menarik minat anak mudah ke sektor pertanian.
“Sidoarjo adalah kabupaten subur untuk tanaman padi. Maka itu, kita berharap mekanisasi ini mampu mengembalikan daya tarik anak muda untuk terjun langsung ke pertanian. Kemudian yang tak kalah penting mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat di Sidoarjo,” jelasnya.
Sumber:
Maulana, Yudha. 2021. Kunker ke Papua, RK Tawarkan Pertanian Berbasis 4.0 ke Pemkab Sorong. Detikcom edisi 30 September 2021.
Kementan. 2021. Pertanian 4.0 Efisiensi Waktu dan Peningkatan Produktivitas. Kementerian Pertanian.