HomeKabar BintuniKopi Pagi Bersama Piet Kasihiw, Menjawab Berbagai Isu

Kopi Pagi Bersama Piet Kasihiw, Menjawab Berbagai Isu

Ir Petrus Kasihiw, MT, calon bupati petahana Teluk Bintuni

Pada 10/11/2020 lalu, kami mendapatkan kesempatan untuk berbincang santai bersama calon bupati petahana Teluk Bintuni, Ir Petrus Kasihiw, MT., atau yang kerap dipanggil Piet. Secangkir kopi panas serta hidangan kue serta pisang goreng disuguhkan oleh Ibu Piet sendiri, yang membuat kami malu hati. Suasana pagi itu terasa santai, tak tampak seperti berbincang dengan seorang bupati. Ini hal baru yang membuat kami takjub. Tidak ada protokoler yang ketat, bertemu beliau dalam suasana yang begitu hangat.

Hari itu beliau bercerita tentang apa saja yang sudah diperbuat dalam 3,5 tahun kepemimpinan beliau, serta euforia masyarakat pada Pilkada kali ini. Serangkaian kampanye terbatas yang dilakukan dalam safari yang begitu singkatnya, memang terasa melelahkan. Tapi sambutan yang diberikan masyarakat di setiap Distrik dan Kampung di Teluk Bintuni, menjadi pengobat lelah itu.

“Kami sudah kunjungi setiap distrik dan kampung yang ada di Teluk Bintuni, hampir semua, yang belum ya nanti pada putaran kedua. Sambutan yang diberikan masyarakat itu sungguh luar biasa. Di tempat-tempat yang dulu 2015 kami kalah, ternyata sekarang sudah berbalik arah, ya mendukung kami. Ini luar biasa. Bukan hanya itu saja, yang buat saya begitu trenyuh, ketika kita ke Taroi, di sana posko-posko PMK2 dibangun secara swadaya, secara mandiri, tanpa meminta bantuan dari sekertariat pemenangan satu peser pun. Itu luar biasa, dukungannya. Hal-hal begini, sambutan-sambutan masyarakat, tarian-tarian adat untuk menyambut kami ini, yang bikin saya dan Pak Matret hilang semua rasa lelah,” ujar Piet.

Piet kemudian melanjutkan rasa kecewanya terhadap berbagai isu dan hoaks yang semakin kencang mengenai hasil pembangunan. “Ya ini mereka bilang tidak ada pembangunan lah segala macam. Lalu itu VSAT yang kami bangun, itu jalan kami buka sampai ke Moskona, Biscoop, lanjut lagi. Ini yang lucu. Jadi kemarin itu waktu kami ke Merdey, saya sama Bapa Buce Maboro, eh tiba-tiba dia punya hape berbunyi. Kalau saya punya hape memang saya kasi mati karena baterai habis. Lalu saya bilang “Eh Pa Buce, hape berbunyi ini berarti di sini sudah ada sinyal e? Eh ternyata kami lihat sudah ada BTS di situ, saya takjub juga. Sudah sampai di sini, padahal ini suda hampir paling ujung ini. Baru mereka bilang tidak ada pembangunan itu bagaimana? Lalu kalian telpon itu pake apa? Itu kami lobby sampai ke pemerintah pusat, akhirnya diberikan opsi yang sangat bagus bagi Bintuni. Ini hanya dalam 3,5 tahun,” imbuh Piet.

“Kami juga sudah mulai membangun kantor-kantor terintegrasi seperti PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Jadi nanti dinas-dinas itu di sana. Pelayanan masyarakat jadi satu pintu saja, tidak perlu repot-repot bolak balik ke dinas ini dinas itu. Jadi mulai Dispendukcapil sampai Samsat terintegrasi di situ. Memudahkan warga mau urus apa-apa. Jadi inilah capaian-capaian kami. Bukan hanya jalan dan infrastruktur saja. Bantuan-bantuan keagamaan, batuan modal usaha, pusat-pusat pelatihan, beasiswa, ini supaya membangun Bintuni secara keseluruhan. Supaya apa? Nanti ini gedung-gedung pemerintahan, ini fasilitas-fasilitas dan industri bisa diisi oleh anak-anak Bintuni sendiri karena mereka mampu. Kita percuma bangun kantor bagus-bagus kalau tidak diisi oleh warga Bintuni kan? Kita ini harus bangkit. Sekarang sudah mulai kelihatan to? Sudah tidak ada lagi orang mabuk di jalanan. Karena apa? Sudah ada kesadaran dari masyarakat,” pungkas Piet.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments