HomeKabar BintuniKisah Singkat Perjalanan Kota Seribu Pinang: Jayapura

Kisah Singkat Perjalanan Kota Seribu Pinang: Jayapura

Ilustrasi Jayapura. Foto: google

Jayapura, Ibu Kota Papua, dihuni oleh suku Tobati dan Enggros. Mengutip dari Indonesiakaya.com, kedua suku ini dikenal sebagai warga yang bijak serta ramah dengan alam. Ketika masyarakat wilayah lain erat dengan budaya mabuk, kedua suku ini mengedepankan nilai-nilai kesopanan dan saling menghormati antar warga.

Kampung Enggros misalnya. Salah satu bentuk penerapan nilai kesopanan mereka adalah larangan berbicara keras dan memainkan radio atau televisi dengan suara keras agar tidak mengganggu orang lain. Apabila melakukan pelanggaran, maka hukuman sosial berupa pengucilan atau dipermalukan di muka umum menjadi sanksinya.

Penelusuran asal-usul nenek moyang Kota Jayapura bermuara kepada warga Enggros. Lantas, bagaimana dengan asal-usul Jayapura? Kota yang dikenal sebagai kota Seribu Pinang?

Ynico Ortis de Fretes, pelaut berkebangsaan Spanyol singgah di muara sungai Mamberamu tahun sekitar 1545. Kala itu, Ynico Ortis de Fretes menyebut Papua dengan nama Nova Guinea.

Kemudia, mengacu pada Permendagri No.66 Tahun 2011, pelaut berkebangsaan Perancis bernama L.A. Bougainvelle berlabuh di Teluk Numbay/Yos Sudarso di tahun 1768. Pelaut itu yang pertama kali menamai Gunung Dobonsolo dengan nama Cyclop atau dalam bahasa Yunani bermakna Raksasa Bermata Satu. Dalam bahasa Belanda, Cyclops yang ternyata berasal dari kata Cycoon Op yang bermakna artinya awan kecil yang terpecah-pecah sedangkan Op berarti puncak.

Gunung ini yang kemudian menjadi tanda wilayah Jayapura, di mana di bagian Barat Kota Jayapura terbentang Lekuk-lekuk Gugusan Pegunungan Cyclop atau Dobonsolo. Gunung dengan panjang mencapai 36 kilometer ini menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Jayapura, hingga kini.

Pegunungan Cyclop memiliki beberapa puncak tertinggi diantaranya Gunung Dafonsoro (1.580 mdpl), Gunung Butefon (1.450 mdpl), Gunung Robhong (1.970 mdpl), Gunung Helufoi (1.960 mdpl), Gunung Rafeni (1.700 mdpl), dan Gunung Adumama (1.560 mdpl).

Bagaimana asal-usul Jayapura berdiri? Kisah berdirinya Jayapura tak lepas dari perubahan nama. Pada tahun 1900 hingga 1910, pos Pemerintahan Belanda dibentuk di Pulau Debi yang terletak di Teluk Yotefa antara Kampung Tobati dan Enggros yang berfungsi sebagai Pusat Pengabaran Injil di Daratan Jayapura/Numbay. Ini yang menjadi awal mula kota Jayapura berdiri.

Pada tahun 1910, terbit besleit (surat keputusan) Gubernur Hindia Belanda No 4 tanggal 28 Agustus 1909 yang menyatakan bahwa Kota Jayapura kala itu disebut sebagai Hollandia. Adalah Kapten Infantri F.J.P. Sachese memproklamirkan Dataran Numbay dengan sebutan baru yaitu Hollandia dan dikukuhkan sebagai Ibu Kota Pemerintahan menggantikan Pos Pemerintahan di Pulau Debi yang ditutup.
Ini mengesahkan bahwa kota itu (Jayapura) masuk dalam pemerintahan Belanda dengan fungsi awal seperti mengatur strategi perang pada masa itu (PD-II) oleh tentara Hindia Belanda.

Di bawah pemerintahan Belanda, Jayapura memiliki 2 pusat kota sebagai pusat pertumbuhan, yakni Hollandian Binnen (saat ini dikenal dengan Kecamatan Abepura) dan Hollandian Haven (Jayapura Utara). Kedua kota ini sangat penting dalam aktivitas Perang Dunia ke II pada 1946.

Misalnya, Hollandia Binnen merupakan pusat administratif sekutur Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1958, Belanda memindahkan pusat pemerintahan ke Hollandia Haven. Tahun itu Ibu Kota Hollandia Binnen dipindahkan kembali ke Pantai Teluk Numbay/Humbolt (Hollandia Haven) dan dibangun pula Kantor Gubernur beserta Kantor-kantor Dinas di Dok II yang selanjutnya menjadi Ibu Kota Pemerintahan dengan nama Hollandia.

Tanggal 31 Desember 1962, Nama Ibu Kota Pemerintahan Hollandia kemudian kembali diganti menjadi Kota Baru. Selang 1 tahun, Presiden Pertama Republik Indonesia Bpk. Ir. Soekarno mengunjungi Tanah Papua dan mengganti nama Kota Baru menjadi Soekarnopura dan Teluk Hubolt menjadi Teluk Yos Sudarso.

Nama Jayapura menggantikan nama Soekarnopura di tahun 1963, tepat setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 PKI. Selang 2 tahun, Jayapura ditetapkan sebagai sebagai Daerah Otonomi dengan Ibu Kota Jayapura berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat.

Sumber:
Daniswari, Dini. 2022. Sejarah Kota Jayapura, Ibu Kota Papua, Kota yang Pernah Bernama Hollandia. Kompas edisi 08 Februari 2022.
Indonesiakaya. Menelusuri Asal Usul Penduduk Jayapura di Kampung Enggros Dan Pulau Debi.
Jayapurakab.go.id. Sejarah Menurut Permendagri No.66 Tahun 2011.
Rachmawati. 2022. Asal-usul Jayapura, Dulu Diberi Nama Nova Guinea oleh Pelaut yang Singgah di Tahun 1545. Kompas edisi 03 April 2021.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments