HomeKabar BintuniIroni Ekspansi Sawit Papua: Lahirnya Kasuari Modern

Ironi Ekspansi Sawit Papua: Lahirnya Kasuari Modern

Ruben si kasuari modern. Foto: Sophie Chao/ In Deforestation’s Wake, Wild Animals Turn Troublesome/2016

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ekspansi sawit Papua menyebabkan berbagai problema. Mulai dari berkurangnya hutan, hilangnya sumber pangan warga, hingga perubahan perilaku masyarakat.

Namun, tahukah Anda? Ekspansi sawit pula menyebabkan masalah pada hewan domestik. Mereka merubah perilaku hewan tersebut secara utuh. Mulai dari insting liar mereka, perilaku, hingga pakan mereka.

Kisah ini diungkapkan oleh antropolog asal Australia, Sophie Chao. Ia adalah cendekiawan yang berhasil mengungkap dampak masif ekspansi sawit pada masyarakat Desa Khalaoyam, Merauke. Dalam penelitiannya, terdapat kisah ihwal hubungan sawit dengan hewan domestik ini.

Anda mungkin pernah mendengar namanya, yakni Ruben. Seekor burung kasuari yang kini berperilaku tak sebagaimana kasuari pada umumnya. Hewan ini tak gemar makan buah-buahan atau serangga kecil. Ruben lebih suka makan biskuit bahkan mi instan.

Lantas, apa hubungannya dengan ekspansi sawit?

Kisah Ruben, Kasuari Pemakan Mi Instan

Tanpa ayah, Anda lahir 

Tanpa hutan, Anda ditemukan 

Di mana sanak saudara Anda, di mana rumahmu? 

Hari ini kau yatim piatu  

Untuk makanan yang kau minta

Anda mohon air  

Kapan Anda akan berkeliaran di hutan bebas lagi? 

Liar Anda dulu, 

Kuat kamu dulu 

Sekarang kamu makan nasi dan mie instan 

Kamu mandi dan tahu nada dering ponsel /

Ruben kasuari modern, tangisanmu memenuhi tulang lamaku dengan kesedihan.

 

Itu adalah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Marcus, warga Desa Khalaoyam, tentang Ruben si Kasuari. Bayangkan, dalam lagu tersebut kita menimbulkan sejumlah kejanggalan. Mulai dari kehilangan rumah, makanan yang aneh, bahkan tahu nada dering telepon.

Ya, nada dering telepon genggam. Seekor kasuari paham nada dering telepon seluler sudah bukan barang baru bagi mereka. 

Ruben bukanlah hewan peliharaan. Sophie menyebut, Ruben lebih dianggap sebagai hewan yang mencari perlindungan kepada warga Khalaoyam kala rumah mereka hilang. Konsep ini bahkan baru muncul sejak industri sawit masuk.

Maksudnya, warga menjadi suaka hewan liar ketika rumah mereka berubah menjadi lahan sawit. Begitu pula nasib Ruben, hanya berbeda sedikit.

Warga menemukan Ruben kala ia masih berbentuk telur. Warga membawanya ke permukiman untuk dirawat karena yang tersisa dari rumahnya adalah pepohonan yang terbakar dan lumpur beracun.

Warga membawanya pulang dan membuatkan sarang baru bagi telur Ruben. Ketika beranjak dewasa, masyarakat menemukan hal yang tak biasa padanya. Warga menyebutnya sebagai kasuari modern.

“Dia lahir dari beras, hidup mati dari padi. Kasuari modern pertama yang hidup di tanah Marind. Siapa tahu, suatu saat nanti dia bisa mengajari saya cara menggunakan ponsel yang diberikan oleh perusahaan kelapa sawit ini!” ungkap Barnabus, tetua warga Khalaoyam.

Kasuari Modern, Apakah Hal Baik?

Keakraban Ruben dengan kehidupan manusia bukanlah hal yang biasa, bahkan bukan hal yang baik. Mereka makan makanan manusia, hidup bersama manusia, bahkan berperilaku layaknya mereka.

Meski disebut jinak, namun masyarakat punya pandangan lain. Elena, salah seorang mama suku Marind di Desa Khalaoyam memaknai kondisi tersebut. Bahwa, nyanyian kasuari bukanlah sebuah nyanyian kebahagiaan.

“Ini bukan lagu, Nak, Ini tangisan. Ini teriakan kasuari. Tidak bisakah kamu mendengar kesedihan, Nak? Apakah itu tidak merobek hatimu dengan kecepatan panah nipa?” ungkap Elena kala ia mendengar pekikan Ruben.

“Kami hanya mendengar tangisan, ratapan. Kami merasakan kesedihan burung kasuari merembes melalui kulit dan tulang kita. Kami mendengar kematian dan duka dalam panggilannya. Tidak lagi liar atau bebas, kasuari sudah menjadi plastik.” imbuhnya

Mama Elena menyebut Ruben sebagai kasuari plastik. Maksudnya, ia tak lagi seperti kasuari yang Mama Elena tahu. Ia kehilangan jati dirinya sebagai kasuari.

 

Sumber:

Chao, Sophie. 2016. In Deforestation’s Wake, Wild Animals Turn Troublesome. SAPIENS

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments