Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Teluk Bintuni, Nicolaus Leftungun, S.Hut, M.Ling menyoroti kinerja Corporate Social Responsibility (CSR) LNG Tangguh pada transportasi laut, yang diberi nama Subitu Trans Maritim (STM).
Menurutnya, sejak diresmikannya perusahaan transportasi ini pada 2019 hingga saat ini, tiga kapal yang dimiliki oleh STM belum melayani masyarakat.
“Kami cukup prihatin dengan adanya Subitu Trans Maritim ini. Itu kan dana CSR yang tidak sedikit jumlahnya, tapi sampai sekarang tidak beroperasi. Ini merupakan bentuk pemborosan uang negara lho. Kami akan memberikan masukan kepada SKK Migas karena ini merupakan ranah mereka, dan kami sebagai bagian dari pemerintah daerah Teluk Bintuni, mempunyai obligasi untuk memberikan laporan tertulis” ujar pria yang kerap dipanggil Nico.
Nico juga merasa bahwa terkait pembelian kapal oleh STM dan operasi yang masih misteri ini perlu ditinjau kembali. Hal ini berkaitan dengan perbaikan kapal serta peningkatan performanya menelan biaya hampir Rp1 miliar.
“Dalam korespondensi kami, akan kami pertanyakan juga perihak pengadaan, pengeluaran serta pembelanjaan yang dilakukan oleh STM ini, dari 2020 hingga 2021. Ini uang yang tidak sedikit, dan masyarakat tidak merasakan, Ini CSR, dampak langsungnya ya kepada masyarakat, masa ini tidak sama sekali,” imbuh Nico.
Nico juga menyoroti janji yang diberikan oleh LNG Tangguh melalui STM yang akan mempergunakan jasa pengusaha lokal untuk menyediakan layanan transportasi laut, namun tak pernah direalisasikan.
“Ini mereka janji, bahwa Ibu Agnes Patiran sebagai pengusaha lokal asal Suku Sebyar yang akan mengelola dan mengoperasikan layanan antar jemput karyawan dengan transportasi laut. Namun hingga saat ini, janji itu seperti menunggu linggis itu dia mengambang di sungai mangrove Bintuni ini. Ini kan palsu semua. Kalau TSM ada kendala, konsultasikanlah dengan kami Pemda, kami cari solusinya. Kok sepertinya mereka tidak pernah menganggap kami ada,” tegas Nico penuh kekecewaan.
Nico menambahkan bahwa, sebagai bentuk komitmen Ibu Agnes dalam memenuhi persyaratan yang diajukan oleh BP Tangguh, ia bahkan rela berangkat ke Jakarta selama satu bulan secara mandiri, untuk memenuhi segala katebelece yang dimintakan oleh BP Tangguh.
“Sekarang ini kami minta komitmen sosial dari BP Tangguh yang mereka tuangkan dalam Amdal Tangguh. Bisa dilihat di halaman 1-8, mereka berkomitmen untuk mengupayakan masyarakat asli Sebyar, agar dapat merasakan dampak ekonomi langsung. Tapi mana? Sampai dengan saat ini tidak ada. Kasihan Ibu Agnes, beliau sampai tinggal di Jakarta selama satu bulan kerena janji manis dari BP ini,” imbuh Nico.
Sebagai pengurus perekonomian daerah yang juga memayungi Perusahaan Daerah (Perusda), Nico akan segera membentuk tim kerja khusus untuk memastikan BP Tangguh dapat menjalankan komitmen mereka, terutama apa yang dijanjikan kepada Ibu Agnes perihal jasa transportasi laut.