Dalam salah satu tayangannya di kanal Youtube, Charles Toto, seorang pegiat ketahanan pangan Papua, mengangkat sebuah daun yang dapat dikonsumsi. Daun itu adalah daun sukun.
Dalam tayangan berjudul ‘Suara Dari Rimba Sagu, Papua Belum Bebas Gizi Buruk’, Charles Toto atau akrab disapa Chato tengah mengedukasi pemuda Papua soal bahan alam yang dapat dijadikan makanan. Termasuk di dalamnya daun sukun.
Ada hal yang menarik dari buah sukun itu sendiri. Chato tahu bahwa daun sukun dapat diolah menjadi teh. Buah sukun sendiri merupakan salah satu pangan super yang dapat menjadi pengganti panganan pokok.
Dalam 100 gram sukun, terdapat 126 kalori dan 24,5 gram karbohidrat. Jumlah ini bahkan hampir menyerupai kandungan kalori dan karbohidrat pada 100 gram nasi, yakni sekitar 130 kalori. Kandungan kalori ini membuat buah sukun menjadi makanan pokok di pasifik selatan.
Bahkan, pohon sukun disebut sebagai Pohon Kehidupan oleh masyarakat Polinesia Prancis, pulau kecil di tengah Samudera Pasifik. Tahukah anda asal-usul buah sukun?
Pengkhianatan Kru Ekspedisi Inggris dan Kehadiran Sukun di Eropa
Mengutip globalbreadfruit.com, buah sukun berasal dari wilayah Oceania, khususnya Papua Nugini. Dugaan ini muncul atas temuan keragaman genetik pohon sukun yang ada di Papua dan Nusantara.
Wilayah Oceana sendiri mencakup bagian timur Indonesia, yakni Maluku dan Papua, hingga pada bagian barat Amerika. Itu artinya, Oceania pada wilayah Indonesia mencakup Maluku dan Papua.
Menurut ahli, pohon ini sudah ada sejak 3.000 tahun lalu. Baru pada tahun 1769, buah ini mulai terkenal di dataran Eropa. Captain James Cook asal British adalah orang Eripa yang pertama menemukan pohon ini. Ia menemukan Pohon Kehidupan ini di Tahiti.
Melihat potensi buah tersebut, ia menawarkan Raja George III untuk mengangkut buat tersebut untuk kemudian ditanam di Eropa. Tahun 1787, ekspor pohon sukun dilakukan. Kapten WIlliam Blight ditunjuk Raja Inggris untuk mengemban tugas tersebut.
Kerajaan Inggris berhasil mengangkut 1.000 pohon dari Tahiti ke Karibia. Nantinya, buah ini menjadi makanan bagi para budak di Inggris. Namun, ekspedisi ini gagal karena kru kapal William Blight melakukan pemberontakan. Kru tersebut membuang semua pohon, bahkan membuang kaptennya sendiri.
Namun, William berhasil membawa pohon sukun pada kesempatan ekspedisi kedua. Tepat setelah ia dibuang oleh kru kapalnya sendiri, ia berhasil kabur setelah mengarungi lautan dengan kapal kecil selama 1 bulan.
Jerih payah William itu berbuah manis. Atas ambisinya membawa pohon sukun ke Inggris, akrhinya buah tersebut ada di Eropa, bahkan Amerika Utara.
Lantas, bagaimana dengan perjalanan buah sukun di Nusantara? Melansir National Tropical Botanical Garden, sukun di Indonesia berawal dari Kepulauan Maluku dan Papua. Pada zaman Kerajaan Majapahit, sistem perdagangan rempah membuat pohon ini tersebar di seluruh Nusantara.
Sejarah menunjukkan bahwa Papua memiliki keragaman buah sukun. Meskipun kini sukun sudah tersebar luas, ini menandakan bahwa Papua punya banyak sumber pangan yang luar biasa.
Sumber:
Global Breadfruit Organization. Tanpa Tahun. History of Breadfruit. Globalbrreadfruit.com
Junaidi. 2020. Buah Sukun, Ini Akar Sejarah dan Manfaatnya. Alfikr.co edisi 06 November 2020.
Widowati, Sri. 2009. ‘Prospek Sukun (Artocarpus communis) sebagai Pangan Sumber Karbohidrat dalam Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan. Edisi No. 56/XVIII/Oktober-Desember/2009
Lestari, Dyah Ayu. 202. Selain Bikin Kenyang, Simak 5 Manfaat Buah Sukun yang Jarang Diketahui. Hallosehat.com edisi 19 Maret 2021