Berdiskusi mengenai calon presiden Indonesia yang akan datang memang selalu menarik. Beberapa kandidat bahkan sudah mengambil ancang-ancang dengan memoles diri mereka secara rutin di media sosial. Lembaga-lembaga survei pun sudah mulai berlomba untuk memunculkan calon yang berpotensi.
Sejauh ini ada tiga nama yang masih menjadi perbincangan hangat; Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan. Ketiga kandidat ini memang masih belum ada yang mendeklarasikan dirinya akan maju pada tahun 2024 nanti. Namun, polesan-polesan konten maupun media sudah gencar dilakukan. Bahkan, beberapa penggemar Ganjar Pranowo sudah membentuk berbagai barisan pendukung Ganjar untuk Pilpres nanti.
Di balik hingar bingar ketiga calon tersebut, ada pula masyarakat yang menanti sosok lain yang tampil, bukan dari partai politik. Sosok yang akan muncul sebagai calon independen. Meskipun hal ini tidak mungkin, dengan adanya Pasal 222 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang mengatur tentang pengusulan calon presiden dan wakil presiden harus melalui partai politik atau gabungan yang memiliki 20% kursi DPR. Namun, orang bisa saja berandai-andai, bahkan beberapa kali pasal ini sudah digugat, meskipun harus kandas di Mahkamah Konstitusi.
Lantas, siapa yang pantas tampil menjadi sosok dari kalangan awam? Ada sebuah diskusi yang menarik, untuk menampilkan Rocky Gerung sebagai calon presiden independen. Rocky Gerung dikenal sebagai tokoh oposisi non partai yang selalu lantang mengkritisi pemerintah. Ajakan agar masyarakat bisa bernalar sehat, juga menarik jutaan simpati.
Filsuf serta akademisi ini sering memantik perdebatan di media sosial dengan komentar-komentarnya yang pedas. Tampil mengesalkan dengan gaya sesukanya sudah menjadi ciri khasnya. Kanal Youtube dengan 1,6 juta subscribernya pun selalu membahas isu-isu terkini, dengan penonton yang lumayan banyak.
Banyak masyarakat yang tertarik membaca cuitan-cuitan pendeknya, atau aksi-aksi nyelenehnya. Meskipun banyak juga yang gerah dengan tingkah lakunya, Rocky kerap dihujat di media sosial. Lantas, jika ia muncul sebagai sosok independen, siapakah yang pantas disandingkan sebagai wakil? Bagaimana kalau Natalius Pigai, tokoh Papua untuk mewakili suara dari timur Indonesia.
Tentu saja ini sekadar obrolan warung kopi yang tak serius, tokh narasi ini terganjal dengan aturan Presidential Treshold.