HomeKabar BintuniTeluk Bintuni Luncurkan Proyek Biomassa Mangrove untuk Transisi Energi Lokal

Teluk Bintuni Luncurkan Proyek Biomassa Mangrove untuk Transisi Energi Lokal

Teluk Bintuni, 2 Agustus 2025 – Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni resmi meluncurkan proyek perubahan dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) bertajuk “Teluk Bintuni Menuju Transisi Energi Lokal: Pemanfaatan Biomassa Mangrove Bersama Sahabat Mangrove Sisar Matiti”, Sabtu (2/8).

Acara yang digelar di Teluk Bintuni itu dibuka oleh Wakil Bupati Joko Lingara. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh peserta untuk memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Joko menegaskan bahwa Teluk Bintuni memiliki kekayaan alam yang luar biasa, termasuk hutan mangrove seluas sekitar 230 ribu hektare—terluas kedua di dunia.

“Namun kekayaan ini tidak boleh hanya menjadi cerita. Keunggulan daerah ini harus menjadi daya ungkit bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Ia menjelaskan, proyek perubahan ini mengusung lima nilai utama: memberikan nilai tambah bagi masyarakat, bersifat inovatif dan solutif, dapat direplikasi, berkelanjutan, serta sejalan dengan semangat birokrasi modern.

Wakil Bupati juga mengapresiasi Markus Marlen Iba, ST., M.Ling, peserta PKN yang menggagas inisiatif tersebut. Menurutnya, langkah ini menjadi momentum penting untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan berbasis biomassa mangrove.

“Ekosistem mangrove bukan hanya pelindung pesisir, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai sumber energi alternatif seperti bioetanol dan biogas,” jelasnya.

Pemerintah daerah menargetkan pembangunan unit produksi biomassa di beberapa lokasi, antara lain Kampung Masina, Distrik Wamesa, dan Distrik Babo.

“Harapan kami, proyek ini mampu mendorong pelestarian mangrove sekaligus menjadikan kawasan tersebut sebagai kampung wisata dan sentra produksi karbon,” tambahnya.

Sementara itu, Markus Marlen Iba menuturkan bahwa ide ini lahir karena pemanfaatan biomassa di Teluk Bintuni masih minim, padahal potensinya besar.

“Kami hanya memanfaatkan limbah kayu mangrove—baik dari pohon roboh maupun hasil budidaya. Tidak ada penebangan pohon hidup, apalagi di kawasan lindung,” tegas Markus.

Ia menambahkan, proyek dirancang dengan pendekatan jangka pendek, menengah, dan panjang. Tahap awal akan difokuskan pada implementasi dan evaluasi oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Makassar.

Markus mengakhiri pernyataannya dengan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni atas dukungan penuh terhadap proyek ini. Ia berharap, dengan kolaborasi lintas sektor, transisi energi lokal berbasis biomassa mangrove dapat benar-benar terwujud di Teluk Bintuni.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments