Manokwari – Rencana pembangunan Sport Center Jokowi di kawasan Stadion Sanggeng, Manokwari, mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat. Mereka menilai proyek tersebut berpotensi menggusur warga hingga ke kawasan Angkatan Laut Manokwari dan mengabaikan nilai sejarah yang melekat di tanah tersebut.
Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti, Yohanes Akwan, menyatakan bahwa Sanggeng bukan sekadar lokasi, melainkan tanah bersejarah yang menyimpan jejak perjuangan orang Papua, termasuk dalam konteks politik tahun 1969.
“Sanggeng adalah simbol identitas dan ruang hidup orang Papua. Menggusur masyarakat demi pembangunan proyek besar tanpa menghormati sejarah dan hak warga sama saja dengan menghapus bagian penting dari jati diri masyarakat Manokwari,” tegas Akwan, Kamis (25/09/2025).

Menurutnya, proses pembangunan yang berjalan saat ini juga cacat prosedur karena tidak melibatkan masyarakat sejak awal. Master plan dan tata ruang telah disusun terlebih dahulu, sementara sosialisasi dilakukan belakangan.
“Ini jelas menyalahi prinsip transparansi dan partisipasi. Pembangunan harusnya dilakukan dengan persetujuan bebas, didahului, dan diinformasikan (FPIC). Kalau itu diabaikan, maka pembangunan berubah jadi bentuk penindasan modern yang dibungkus dengan narasi kemajuan,” kata Akwan.
YLBH Sisar Matiti bersama warga juga menyoroti adanya kapitalisasi pembangunan yang hanya mementingkan proyek dan investasi tanpa memperhatikan hak-hak masyarakat adat Papua. Padahal, menurut Akwan, Manokwari masih memiliki banyak lahan di wilayah pinggiran yang dapat digunakan untuk pengembangan kota secara berkelanjutan tanpa menggusur warga di pusat kota.
Dalam petisinya, warga Manokwari menyampaikan tiga tuntutan utama:
- Menolak penggusuran masyarakat untuk pembangunan Sport Center di Stadion Sanggeng.
- Menuntut sosialisasi yang terbuka, transparan, dan partisipatif sebelum penyusunan tata ruang.
- Menegaskan pentingnya penghormatan terhadap tanah, sejarah, dan identitas orang Papua.
Akwan menegaskan, jika pembangunan tetap dipaksakan dengan cara-cara manipulatif, maka masyarakat akan melawan tanpa kompromi. Oleh karena itu, Akwan dan YLBH Sisar Matiti melalui change.org meminta agar menyebarkan serta menandatangani petisi online yang telah diinisiasi dengan tautan berikut https://chng.it/j4q6ZYLPpY