Bintuni, 20 November 2025 – Sanggar Suku Sougb bekerja sama dengan AMAHUTA menggelar Sosialisasi Budaya dan Pelatihan Pembuatan Aksesoris Budaya serta Tari-Tarian Tradisional Sougb. Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat Sanggar Seni Suku Sougb Distrik Tohiba selama dua hari, sejak 18 hingga 19 November 2025.
AMAHUTA sendiri merupakan program bertajuk Amankan Masyarakat Adat, Hutan dan Tanah Papua, yang dijalankan oleh FOKER LSM Papua bersama Samdhana Institute. Program ini berlangsung selama lima tahun (2023–2028) dan berfokus pada penguatan masyarakat adat, pemetaan wilayah adat, perlindungan tanah dan hutan adat, serta dukungan terhadap inisiatif budaya di berbagai wilayah Papua, termasuk Teluk Bintuni.

Ketua Sanggar Seni Tari Suku Sougb, Yunias Iba, S.H., Mth, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaga serta melestarikan warisan budaya Sougb agar tidak punah di tengah arus perkembangan zaman.
Ia menegaskan bahwa identitas budaya merupakan bagian penting bagi orang asli Sougb, sehingga generasi muda diharapkan terus merawat dan mempraktikkan budaya leluhur.
Yunias juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni atas dukungan pendanaan yang telah diberikan kepada sanggar seni. Ia berharap pemerintah dapat menambah alokasi dana bagi seluruh sanggar budaya serta membangun gedung seni sebagai pusat kegiatan budaya di Kabupaten Teluk Bintuni.
Sementara itu, Kepala Distrik Tuhiba, Lucas Iba, S.IP, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, pelatihan pembuatan manik-manik, noken, taring anjing, pakaian cawat, busur, anak panah, hingga tari-tarian Sougb merupakan langkah penting dalam upaya pelestarian budaya lokal.
Dukungan juga datang dari Lembaga Masyarakat Adat Distrik Tohiba melalui perwakilannya, Herman Iba, yang menilai kegiatan seni yang digelar Sanggar Seni Suku Sougb memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian budaya.

“Kami berterima kasih kepada Sanggar Seni Suku Sougb yang telah melaksanakan kegiatan ini, karena melalui kegiatan seperti inilah budaya kita tetap terjaga dan tidak hilang tergerus oleh perubahan zaman,” ujarnya.
Dari pihak Amahuta, Vebilina Turot fasilitator kegiatan menyampaikan bahwa organisasi tersebut memiliki sejumlah program yang berfokus pada penguatan masyarakat adat. Vebilina Turot, katanya, selalu berupaya mendukung komunitas adat, termasuk melalui pelatihan budaya yang dilaksanakan bersama Sanggar Suku Sougb.
“Kami mendukung penuh kegiatan pelatihan pembuatan aksesoris budaya, seperti manik-manik, noken, anak panah, busur, serta tari-tarian tradisional Suku Sougb,” ujarnya.
Ia berharap semakin banyak generasi muda yang terlibat agar terjadi transfer pengetahuan dari orang tua kepada anak-anak muda sebagai pewaris budaya.
“Kami sangat mengapresiasi Sanggar Seni Suku Sougb yang memiliki inisiatif luar biasa dalam menggelar kegiatan ini,” tutupnya.



