HomeKabar BintuniDukung Program Bupati, Dinas Pertanian Buton Selatan Genjot Produksi Pangan dan Peternakan

Dukung Program Bupati, Dinas Pertanian Buton Selatan Genjot Produksi Pangan dan Peternakan

Batauga, 29 Oktober 2025 — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buton Selatan terus bekerja keras mendukung program-program prioritas Bupati Buton Selatan, baik dalam program 100 hari kerja maupun rencana kerja tahunan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buton Selatan, LM. Idris, mengatakan bahwa pihaknya telah merealisasikan sejumlah program strategis, termasuk penyaluran bibit ternak dan tanaman hortikultura.

“Dalam program 100 hari kerja Pak Bupati, kami sudah menyalurkan beberapa bibit itik, ayam petelur, serta tanaman cabe, tomat, dan bawang merah,” ujar Idris, Senin (27 Oktober 2025).

Selain program daerah, Dinas Pertanian dan Peternakan juga mulai melaksanakan Program P2B (Pangan Bergizi Gratis) yang merupakan program pemerintah pusat. Program ini tersebar di 35 titik yang mencakup beberapa kecamatan, di antaranya Batauga, Sampolawa, dan Lapandewa.

Cegah Inflasi dan Jaga Ketersediaan Pangan

Program P2B dan program pertanian daerah bertujuan untuk menekan laju inflasi, terutama pada komoditas hortikultura. Ketersediaan telur, tomat, dan bawang merah menjadi fokus utama agar harga pangan tetap stabil.

Bibit itik disebar di Kecamatan Sampolawa dan Batu Atas, sementara ayam petelur berada di Kecamatan Batu Atas dan Lapandewa. Bibit bawang merah disalurkan di Desa Lapandewa Kaidea sebanyak 3 ton untuk satu kelompok tani.
Untuk tanaman tomat, penyebarannya dilakukan di Kecamatan Lapandewa dan Sampolawa, sedangkan padi ladang terluas berada di Desa Wawoangi dan Katilombu Kecamatan Sampolawa dengan total lahan 50 hektar.

Khusus Kecamatan Batauga, pemerintah daerah menyalurkan bantuan melalui program P2B kepada empat kelompok tani penerima manfaat.

Dorong Produksi Jagung dan Ketahanan Pangan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung lokal dan pakan ternak, Dinas Pertanian juga menyalurkan bibit jagung komposit sebanyak 4 ton melalui dana APBD 2025 dengan luas sebaran 274 hektar.
Selain itu, petani turut menerima bantuan pupuk dan obat-obatan pertanian.

“Keunggulan jagung komposit ini, hasil panennya bisa ditanam kembali. Kami juga akan sebarkan tiga jenis bibit jagung lainnya untuk meningkatkan produksi dan memperkaya varietas,” tambah Idris.

Keterbatasan Penyuluh Jadi Kendala

Namun, upaya pengembangan sektor pertanian di Buton Selatan masih dihadapkan pada keterbatasan jumlah tenaga penyuluh. Saat ini, Dinas Pertanian hanya memiliki 6 orang penyuluh PNS dan 10 orang PPPK paruh waktu, padahal idealnya setiap desa memiliki satu penyuluh.

“PPPK paruh waktu tidak bisa dimaksimalkan karena honor mereka belum menentu. Mereka hanya bisa menyalurkan laporan kendala masyarakat, belum bisa melakukan pendampingan secara penuh,” jelasnya.

Keterbatasan tenaga penyuluh ini menjadi salah satu faktor yang menghambat penyebaran teknologi, informasi, dan inovasi pertanian di tingkat desa. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Pertanian agar membuka kembali penerimaan penyuluh yang ditangani langsung oleh pusat.

Harapan untuk Pertanian Buton Selatan

Idris berharap di bawah kepemimpinan Bupati Buton Selatan yang baru, sektor pertanian dan peternakan dapat semakin berkembang.

“Kami optimistis, dengan dukungan pemerintah daerah dan pusat, pertanian Buton Selatan akan tumbuh lebih maju sesuai harapan masyarakat,” pungkasnya.

La Ode Erfin

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments