Bintuni, 18 November 2025 – Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Bintuni, Hamka Abdullah, secara resmi menyampaikan klarifikasi tertulis mengenai meninggalnya tahanan Tonny Boy Dimara (53). Surat klarifikasi tersebut diserahkan kepada YLBH Sisar Matiti, selaku kuasa hukum almarhum, pada Selasa, 18 November 2025.
Dalam surat tersebut, Hamka Abdullah menjabarkan kronologis lengkap sebelum Tonny Boy Dimara dinyatakan meninggal dunia di RSUD Teluk Bintuni. Menurut keterangan resmi itu, almarhum dinyatakan meninggal pada pukul 21.14 WIT dengan diagnosa medis cardiorespiratory failure akibat aspiration.
Hamka menjelaskan bahwa pada pukul 20.00 WIT, saat apel serah terima petugas jaga, tidak ada laporan mengenai tahanan atau narapidana yang sakit. Situasi berubah pada 20.39 WIT, ketika perawat rutan menerima panggilan dari petugas jaga yang melaporkan bahwa Tonny mengalami muntah sebanyak dua kali.
Setelah laporan tersebut diterima, perawat rutan segera melakukan pemeriksaan awal terhadap Tonny dan menghubungi pihak penahan untuk koordinasi lebih lanjut. Melihat kondisi yang semakin memburuk, Rutan Bintuni memutuskan untuk membawa Tonny ke RSUD Teluk Bintuni pada 20.52 WIT dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Tonny tiba di Instalasi Gawat Darurat RSUD Teluk Bintuni pada 21.00 WIT dan langsung mendapatkan penanganan medis dari tim dokter. Namun, upaya medis tersebut tidak berhasil menyelamatkan nyawanya, dan pada 21.14 WIT dokter menyatakan ia telah meninggal dunia.
Melalui surat klarifikasi tersebut, Hamka Abdullah menegaskan bahwa pihak Rutan Bintuni telah menjalankan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur dan telah melaporkan seluruh rangkaian kejadian sebagaimana mestinya. Ia juga menekankan bahwa Rutan Bintuni tetap berkomitmen memberikan pengamanan serta pelayanan kesehatan bagi seluruh warga binaan yang berada dalam pengawasan mereka.
